Monday, April 30, 2007

Novel Ayat-Ayat Cinta

Tadi malam aku dan istri menamatkan bersama ebook novel Ayat-Ayat Cinta karangan Habiburrahman el Shirazy. Mungkin memang tergolong terlambat (karena novel ini sudah beredar dari tahun lalu), tapi kami justru tertarik membacanya setelah terlebih dahulu memiliki buku indah lainnya, Ketika Cinta Berbuah Surga karya penulis yang sama. Bagiku, hanya dua kata: luar biasa, untuk menggambarkan novel Ayat-Ayat Cinta.

Sudah lama aku tidak membaca novel yang meninggalkan bekas di hati begitu dalam seperti ini. Indah dan dalem banget. Banyak hikmah yang bisa dijadikan pelajaran hidup, sangat sejuk untuk dibaca, begitu meng-inspirasi, dan begitu indah cinta yang diberikan Allah SWT kepada kita. Buku ini juga bisa memotivasi untuk hidup yang lebih baik, jujur, bersikap sayang dan hormat pada sesama, memiliki visi jauh ke depan, serta kepasrahan kepadaNya.

Ada beberapa bagian dari buku ini yang membuatku tidak bisa berhenti untuk terus membacanya. Seperti saat tokoh Fahri akan bertemu dengan Aisha calon istrinya (iri sekali rasanya hati ini!), atau saat ia bermimpi bertemu dengan sahabat Nabi Muhammad SAW, Abdullah bin Mas’ud (aku juga ingin! Salam rindu teramat dalam untukmu ya Rasul dan para Sahabatmu), atau saat Maria mengetuk minta dibukakan pintu surga (terasa merinding di hati ini membacanya). Di saat-saat seperti itu rasanya hati ini bergejolak dan menangis.

Juga ada beberapa ungkapan yang sebelumnya sudah pernah diketahui tapi tidak mengerti apa maksudnya, menjadi jelas setelah membaca novel ini. Idiom cinta air dingin dalam doa Nabi Muhammad: Ya Allah, jadikan cintaku kepadaMu melebihi cintaku pada harta, keluarga, dan air yang dingin, menjadi jelas artinya bagiku. Juga cara menasihati istri yang diajarkan dengan baik dalam Islam. Dan juga kalimat ‘Ana uhibbuka fillah, ya Akhi’ (Aku mencintaimu karena Allah, Sahabatku!) terasa sangat menyentuh jiwa.

Ini ada tautan ke sebuah blog yang memberikan resensi bagus untuk novel Ayat-Ayat Cinta, jika ingin membacanya lebih lanjut.

Monday, April 23, 2007

ATS di Prof-16 Batam

Aku kembali menjadi ATS dalam training ESQ di Batam. Ini adalah kali kedua, setelah pengalaman ini. Dan rasanya masih tetap sama: aku sangat menikmatinya. Kepuasannya secara spiritual sungguh tak dapat dibandingkan dengan apapun. Demikian juga dengan kebahagiaan secara emosi yang sangat luar biasa. Aku benar-benar 'ketagihan' untuk selalu ikut berpartisipasi dalam training ESQ di Batam!

Training kali ini adalah training ESQ Professional Angkatan ke-16 Batam, diselenggarakan di Hotel Planet Holiday pada tanggal 20 ~ 22/April 2007. Training angkatan ke-17 direncanakan akan diadakan pada tanggal 04 ~ 06/May 2007, di tempat yang sama. Insya Allah, aku sudah berniat untuk kembali menjadi ATS di sana.Sebenarnya ada ajakan dari Pak Sonny Pane, koordinator ATS pria, untuk menjadi ATS pada training ESQ Angkatan 1 Tanjung Pinang yang akan diadakan pada tanggal 27 ~ 29/April di Bintan Agro Resort, Tj. Pinang. Namun mengingat waktu, lokasi dan pekerjaan yang tak dapat ditinggal, aku tidak dapat membantu training tersebut. Lagipula jatah cutiku sudah habis, sehingga untuk mengajukan cuti kembali ke atasan agak kurang enak.

Wednesday, April 18, 2007

Pribadi Antagonis Yang Nyata

Kalau ada tokoh di dunia sinetron/TV yang tadinya tak begitu aku percaya benar-benar mewujud dan ada dalam kehidupan sehari-hari, maka itu adalah tokoh antagonis ibu-ibu yang sangat egois, senang menggosip, judes, pemalas, berbicara keras dan membentak-bentak, cenderung kejam, suka iri dan tak mau kalah dengan kekayaan tetangga. Karena bagiku tipe ideal seorang ibu adalah yang penuh curahan kasih sayang, perhatian, menjaga diri dan keluarganya, lemah lembut pada semua, dan penuh senyum.

Tapi ternyata baru aku sadari bahwa ada seorang ibu di lingkungan tempat tinggalku yang memiliki karakter seperti tokoh antagonis di TV tersebut. Sifatnya ya seperti yang disebut di atas, plus rada kampungan dalam pengertian yang sesungguhnya. Belakangan kehadiran sosok itu mulai terasa mengganggu ke keluargaku karena beberapa hal, seperti sikap iri hatinya ke istriku (yang entah karena alasan apa dia tak lagi mau bertegur sapa) dan cerita/tuduhan tak jelas yang diedarkannya ke orang lain tentang keluargaku.

Karena aku tak memiliki keterkaitan langsung dengannya, untuk saat ini aku tidak begitu merisaukannya. Kalau dia lewat depan rumah (biasanya dengan gaya pongah dan tak mau menoleh) atau nampak/kelihatan dekat, biasanya aku diamkan saja, tidak dilihat atau ditegur. Jadi seolah-olah mengabaikannya. Sementara istriku (mungkin karena sesama wanita) sudah menganggapnya seperti gangguan nyamuk yang terbang dekat telinga: mau dibiarin ngga’ enak, kalau dimatiin (dalam hal ini: diusir) juga susah.

Sementara Bayu (adik istriku yang tinggal di rumah kami) menyikapinya dengan menyetel musik rock kenceng-kenceng agar suara bentakan-bentakan yang sampai ke rumah kami menjadi tak terdengar. Itu karena jika dia sedang memarahi anaknya, suara teriakannya persis seperti suara orang kalap mengamuk, bukan suara lemah lembut seorang ibu yang menasehati anak. Dan sangat mengganggu bagi Bayu yang butuh tidur siang setelah bekerja di shift malam.

Kami masih mencari informasi apa penyebab sikapnya terhadap kami sekeluarga (dengan gosip-gosip tak benar yang disebarkannya) dan cara paling bijak menghadapinya. Ada saran?

Thursday, April 12, 2007

Pajak Motor

Sebenarnya jatuh tempo tanggal 12/April (hari ini), tapi karena lebih baik mengurusnya sebelum jatuh tempo, maka aku membayar pajak tahunan sekaligus balik nama motor mulai hari Senin 09/April kemaren. Hari ini adalah hari ketiga pengurusan surat kelengkapan dan semua tetek bengek administrasi lainnya (hari Rabu tidak dihitung, ada keperluan lain), dan aku sekarang tinggal menunggu penyelesaian BPKB.

Rincian biaya-biaya yang aku keluarkan selama mengurus sendiri pajak dan balik nama motor ini adalah sebagai berikut:
1. Beli map dan fotocopy Rp. 7.500,-
2. Beli formulir pajak dan balik nama Rp. 10.000,-
3. Beli formulir cek fisik Rp. 20.000,-
4. Biaya cek fisik Rp. 5.000,-
5. STNK dan TNKB Rp. 40.000,-
6. Pajak motor dan bea balik nama Rp. 239.300,-
7. Administrasi BPKB Rp. 30.000,-

Dari semua biaya-biaya di atas, yang ada pengumuman resmi dan tanda terima hanyalah yang no 5 dan 6, sementara yang lainnya diminta begitu saja oleh petugas dan tanpa tanda terima (yang no 1 bisa dikesampingkan). Aku tidak tahu apakah biaya-biaya itu resmi atau pungli (pungutan liar), tapi yang jelas ini diberlakukan kepada semua orang yang mengurus surat-surat di kantor Samsat Batam, kantor mereka yang baru di kawasan Batu Ampar.

Bagiku, kembali ke pertanyaan ini. Jika memang resmi, syukurlah. Artinya benar ada perubahan di kantor layanan publik rawan pungli seperti Samsat ini. Jika itu pungli, biarlah mereka yang akan mempertanggungjawabkannya kelak!

Monday, April 09, 2007

No More Overtime

Seiring dengan rencana tutupnya perusahaan pada bulan Juni/July 2007 nanti, berbagai langkah effisiensi telah dilakukan di semua Department dan bidang. Satu yang paling berpengaruh langsung pada karyawan adalah pengaturan jam operasional Produksi dari 2 shift menjadi 3 shift. Artinya dari jam kerja yang tadinya masih memberlakukan lembur menjadi tidak ada lembur sama sekali. Ini bisa dilakukan karena volume kerja yang berkurang dan karyawan yang berlebih. Berkurangnya jam lembur atau overtime (biasa disingkat OT) berarti berkurangnya pemasukan bulanan bagi karyawan.

Sebagai Dept Head di Produksi, aku telah menargetkan minimalisasi OT bagi seluruh bawahanku. Tidak ada yang boleh melakukan OT tanpa mendapatkan persetujuan dariku. Grafik OT sejak bulan Januari 2007 terus menurun dan berhasil ditekan ke angka yang nyaris mendekati NOL. Hanya bagi para Supervisor aku masih memberi kelonggaran melakukan OT karena jumlah mereka yang terbatas dan mereka masih perlu melakukan beberapa follow up antar shift.

Tentu saja hal ini juga memberikan dampak langsung pada penghasilan bulananku. Aku mulai merasakan pengurangan Take Home Pay pada penggajian bulan ini. Hampir mendekati 25% pengurangan dari penghasilan yang biasanya diperoleh setiap bulan (OT adalah komponen yang menyumbang sekitar 30% tambahan di luar basic salary-ku). Secara langsung ini mengakibatkan pengaturan yang lebih ketat lagi atas pembiayaan kehidupan keluarga. Karena faktor kebutuhan yang tetap dan tak dapat ditekan, kondisi ini terasa sungguh menyulitkan.

Ada beberapa kebutuhan pembayaran yang harus ditunda, misalnya asuransi Bumiputera untuk pendidikan anak dan tagihan listrik & air. Untuk asuransi, aku sudah minta penundaan kepada agen asuransi agar dapat dibayar bulan depan. Tapi kalau listrik & air, aku masih mengusahakan agar sebelum tanggal 20 bulan ini dapat dibayar. Seiring dengan itu, jumlah dana tunai yang akan dipakai untuk kebutuhan sehari-hari juga semakin menipis.

Akhirnya dalam kondisi begini, aku harus benar-benar bisa ‘berakrobat’ bagaimana memenuhi kebutuhan untuk bisa sampai ke penggajian bulan berikutnya. Meski tidak ada janji penghasilan yang lebih baik di bulan berikutnya, karena kebijakan tanpa OT masih terus diberlakukan mengingat situasi perusahaan yang akan segera tutup. Huff… (menghela nafas panjang)