Thursday, June 28, 2007

Pekanbaru Hari Kedua

Meski cukup lelah dengan kegiatan sehari sebelumnya, aku bisa bangun jam 03.40AM. Mungkin juga semacam kebiasaan jika tidur tidak di rumah sendiri, maka aku dapat bangun lebih awal untuk melaksanakan shalat malam yang berlanjut sampai ke shalat Subuh. Itulah yang juga kulakukan di Pekanbaru. Sempat juga diselai percakapan dengan Mama Ani ke Batam dengan menggunakan jasa layanan free talk dari Indosat, sekitar 30 menit. Dinginnya AC yang disetel pada 24 derajat ternyata juga sanggup membangunkan Hadi dan Binner jam 05.00AM, hehehe...!

Daripada hanya nonton berita di TV, sekitar jam 05.40AM aku keluar meninggalkan hotel menikmati udara Pekanbaru di pagi hari. Para petugas kebersihan sudah mulai bekerja menyapu jalan dan trotoar, para pedagang malam nampak sedang mengemasi jualan dan gerobaknya, sementara pedagang koran sudah bersiap-siap di tepi jalan. Aku berjalan ke arah barat (eh atau selatan ya?) yang berujung di perempatan Kantor Polisi Resor Pekanbaru. Berbelok ke kiri sekitar seratus meter, aku bertemu pasar basah Senapelan. Jadi pengen masuk ke dalamnya...

Memasuki pasar, aroma khas pasar langsung tercium. Aku naik ke lantai dua dulu, ke area sayur dan buah-buahan. Senang sekali melihat banyak sekali sayur dan buah yang masih sangat sangat segar itu! Jarang-jarang melihat tumpukan cabe merah keriting begitu tinggi atau gundukan daun singkong dan bayam yang masih basah seperti itu.

Puas di lantai dua, aku turun ke lantai satu dimana para pedagang ikan, daging, ayam dsb berada. Wuih.. rame banget! Aku serasa berada di Pasar Raya Padang, melihat banyak sekali pedagang ikan di sana dan nyaris semuanya berbahasa Minang. Segala macam ikan ada di situ, mulai dari teri, mujair, nila, kerang, kepiting, belut, sampai kakap dan gambolo (apa ya nama dalam bahasa Indonesianya?) dan masih hidup-hidup lagi! Rasanya pengen beli aja, tapi mengingat harus dibawa ke bandara dan terbang ke Batam, ngga' jadi deh...

Jalan kembali ke hotel jam 07.10AM aku sempatin beli kue di salah satu toko pinggir jalan yang udah buka. Sampai di hotel, Hadi dan Binner ternyata sudah siap rapi jali untuk sarapan pagi. Aku mandi dan kemudian juga bersiap-siap ke restoran hotel. Selesai sarapan jam 08.50AM, kami ke pasar buah yang ada di samping hotel untuk mencari oleh-oleh.

Selanjutnya adalah perjalanan kembali ke Batam. Check-out dari hotel jam 09.20AM, menuju bandara dan check-in jam 10.03AM. Naik pesawat Lion Air (yang delay 30 menit) jam 12.25 dan sampai Batam jam 13.10PM. Sudah ditunggu oleh sopir perusahaan di Hang Nadim, aku ke kantor sebentar untuk menyerahkan bukti tanda terima dokumen ke bagian Admin serta melapor ke boss. Jam 14.10 aku sudah sampai di rumah dan bertemu anak istri.

Pekanbaru Hari Pertama

Perjalanan ke Pekanbaru diawali dari PT dimana aku, Hadi dan Binner berangkat diantar dengan mobil van perusahaan, sementara Hermin naik di jalan karena tempat tinggalnya searah dengan jalur ke bandara. Kami sampai di Hang Nadim jam 08.05AM dan langsung check in untuk penerbangan dengan Citilink jam 09.40AM. Sambil menunggu, aku dan teman-teman membaca koran dan memperhatikan kesibukan bandara di pagi hari itu.

Pesawat take-off tepat waktu dan sesuai dengan perkiraan waktu tempuh yang hanya 35 menit, kami sudah landing jam 10.15AM di bandara Sultan Syarif Kasim II Pekanbaru. Tanpa banyak melewati kerepotan bagasi (lha gimana mau repot, masing-masing cuma bawa tas satu tenteng aja, hehehe!) kami langsung ke counter taxi dan menuju ke konsulat Malaysia di jalan Diponegoro. Di counter bayar Rp. 10.000,- dan biaya perjalanan taxi sampai ke konsulat Rp. 26.500,-

Urusan di konsulat juga tidak ribet. Kami masuk ke ruang pelayanan yang saat itu hanya terisi oleh sekitar 5 orang saja yang mungkin juga memiliki keperluan yang sama dengan kami. Beli formulir (atau dalam bahasa Malaysia disebut borang) Rp. 3000,-/lembar, diisi lengkap dan ditempeli pas photo, lalu dikembalikan ke petugas dengan dilengkapi passport (asli & photo copy), surat persetujuan dari Imigrasi Malaysia (asli & photocopy), photocopy KTP, serta uang Rp. 40.000,-. Setelah diperiksa kelengkapannya, lalu petugas memberikan bukti tanda terima yang bertuliskan nama dan nomor passport yang mengajukan dan selesai deh...

Jadi tidak sampai setengah jam, tugas utama kami berempat ke Pekanbaru sudah rampung. Tinggal menunggu selesainya surat tersebut hari Jum'at besok, yang akan diambil oleh agent yang ditunjuk oleh perusahaan (jadi kami atau Rose tidak harus ke Pekanbaru sendiri untuk mengambilnya).

Dengan taxi lagi (tawar menawar dapat harga Rp. 30.000), kami lalu menuju ke Hotel Furaya di jalan Sudirman. Aku, Hadi dan Binner satu kamar dan Hermin satu kamar sendiri. Karena sudah jam makan siang, kami kemudian keluar bareng-bareng mencari pengisi perut. Di ujung blok ketemu rumah makan Padang dan di situlah kami makan. Setelah makan dan berdiskusi tentang banyak hal (sampai jam 13.30PM), kembali ke hotel untuk istirahat. Cuaca panas kota Pekanbaru membuat kami lebih memilih kamar ber-AC daripada jalan-jalan.

Sore jam 17.05PM baru kami keluar, ke Matahari Dept Store di jalan Nangka. Berputar-putar di gedung 5 lantai itu sampai jam 18.50PM teman-teman membeli beberapa barang untuk dibawa pulang. Dengan menaiki angkutan kota, kami pulang. Sebelum masuk ke hotel, kami makan malam di warung tenda nasi uduk di pinggir jalan dekat hotel. Aku pesan ayam goreng sebagai menu utama dan teh es untuk melancarkan tenggorokan :)

Sebelum balik ke hotel, aku beli nomor perdana Mentari agar bisa berkomunikasi murah dengan Mama Ani malam dan besok pagi. Sampai di kamar jam 20.10PM badanku gerah minta mandi. Tanpa babibu aku langsung saja mandi air hangat, wuih sueger...!

Menunggu kantuk datang, aku menelpon Mama Ani ke Batam. Dari suaranya terdengar bahwa Mama Ani masih kurang sehat, batuk dan sesaknya belum hilang. Sore sebelumnya memang aku di-SMS Mama Ani yang memberitahu bahwa ia sedang berobat di klinik Primadati Panbil. Aku hibur dan nasehati ia agar minum obat dan banyak istirahat.

Sekitar jam 22.30PM barulah aku tertidur, setelah sebelumnya nonton TV dengan teman-teman di kamar.

Tik... tik... tik... !

Tanggal itu sudah ditetapkan: 31 Juli !

Dalam meeting Management siang ini, telah disepakati dengan Pak Chua bahwa operasional perusahaan akan berakhir pada tanggal tersebut. Ada semacam rasa lega yang muncul dengan 'kepastian' ini, setelah terombang-ambing cukup lama.

The count down is begin...

Monday, June 25, 2007

Ke Konsulat Malaysia di Pekanbaru

Aku bersama Hadimun, Binner & Hermin direncanakan berangkat ke Pekanbaru besok untuk mengajukan permohonan visa di Konsulat Malaysia. Berangkat dengan Citilink dari Hang Nadim pukul 09.40AM dan diperhitungkan sebelum jam 11.00AM sudah harus sampai di Konsulat agar masih sempat mengurus segala sesuatunya, karena pengajuan permohonan visa dibatasi hanya sampai jam 12.00 siang. Jika terlambat, maka harus menunggu besok paginya lagi.

Karena tidak ada lagi pesawat dari Pekanbaru ke Batam setelah jam 12 siang, maka kami berempat tidak bisa kembali ke Batam pada hari yang sama. Jadi sudah diatur pula untuk menginap di hotel satu malam dan kembali ke Batam dengan Lion Air pertama jam 11.55AM esok harinya.

Setelah visa disetujui (hari Jum'at Bu Rose akan mengambilnya ke Pekanbaru), maka selanjutnya aku harus mengadakan perjalanan ke Malaysia dan menetap paling tidak 3 hari di sana agar untuk selanjutnya bisa keluar masuk secara leluasa. Kebetulan sesuai dengan jadwal berikutnya aku harus ke JB untuk melakukan line set-up dan qualification run untuk Motorola pada minggu pertama dan kedua Juli.

Long road for a better future, I'll pass it through..!

Friday, June 22, 2007

Draft Do'a Untuk Acara Perpisahan TK Al Barkah

Assalamu’alaikum wr. wb.

Alhamdulillah wa syukurilah, segala puji hanya milik Allah As Syakuur, sang Maha Mensyukuri, Tuhan semesta alam. KepadaNyalah kita sampaikan semua rasa syukur kita atas nikmat Islam yang telah diberikanNya kepada kita semua yang hadir di ruangan ini. Karena tanpa nikmat itu, tidaklah kita akan dilindungiNya dunia dan akhirat kelak.


Shalawat beserta salam marilah sama-sama kita sampaikan kepada Muhammad SAW, Rasul Allah yang telah mengajarkan ilmu Islam ini kepada umat manusia, yang pada saat ini telah sampai kepada kita.


Bapak Ibu, Ayah Bunda, dan Anak-anak sekalian,


Marilah kita rendahkan hati dan pikiran kita untuk memohon kepada Allah Al Mujiib, karena sungguh hanya dengan kerendahan hati dan pikiran yang bersujud, Allah akan mengabulkan do’a-do’a kita.


Ya Allah, kami hanyalah seonggok daging yang Engkau beri nyawa. Engkau beri kami pendengaran, penglihatan dan hati agar kami bersyukur. Tapi ampunilah kami Ya Allah jika betapa seringnya mata kami melihat hal-hal yang salah yang tak Engkau ridhoi, betapa seringnya telinga kami ini lebih mendengarkan kata-kata yang bukan berasal dariMu, serta betapa congkak & sombongnya hati kami meski jauh dari diriMu. Ampunilah kami ya Samii’ ya Bashiir…


Jika Engkau telah tutupkan pandangan kami, jika Engkau telah tulikan pendengaran kami, jika Engkau telah matikan hati kami, betapa akan menderitanya kami tanpa ampunanMu ya Allah. Padahal nanti mata itu, kaki itu, tangan itu, dan hati itulah yang akan Engkau tanyai kelak, disaat mulut kami yang kotor ini telah Engkau kunci.


Ya Rabbi, Engkau perjalankan kami hidup di dunia ini semata-mata hanyalah untuk mengabdi kepadaMu. Kami sadar ya Allah, tiada sesuatu yang kebetulan di dunia ini. Engkau tunjuk kami menjadi seorang Ibu, seorang Ayah, seorang guru, seorang anak, adalah semata-mata untuk kebaikan kami. Izinkan kami memohonkan kekuatan untuk menjalani peran-peran itu. Jadikanlah kami orangtua dan guru yang ikhlas mendidik dan membimbing anak-anak kami. Jadikan setiap anak kami menjadi mutiara-mutiara tasbih pengabdian kami kepadaMu. Jadikan usaha-usaha yang kami lakukan untuk mereka menjadi bentangan sajadah kami di jalanMu. Curahkanlah di hati kami asmaMu Ya Rahman Ya Rahiim, agar anak-anak kami mendapatkan rasa kasih dan sayang selalu.


Illahi Rabbi, jalan panjang masih terbentang di depan anak-anak kami. Meski sebenarnya kami tidaklah tahu seberapa jauh mereka akan melangkah, tapi ya Allah, sungguh kami hanya berharap cintaMu. Mudahkanlah langkah mereka, luruskanlah jalan mereka dan lapangkanlah kehidupan ini bagi mereka nantinya. Karuniailah kami kemampuan untuk menjadikan mereka menjadi anak-anak yang sholeh dan sholehah.


Ya Allah, dekatkanlah hati kami yang sedang berkumpul dalam ruangan ini, satu sama lain. Jadikan acara perpisahan ini sebagai awal baru bagi persaudaraan kami di hari-hari mendatang.


Ya Allah, tak layak kami meminta-minta lebih kepadaMu karena sungguh Engkau telah memberi sangat banyak kepada kami. Namun Ya Waduud, siramkanlah kesejukan di hati kami sebagai tanda Engkau mendengarkan permohonan kami.


Alfatihah


Amin ya Rabbal Alamiin…..


Wassalamu’alaikum wr wb.

Tuesday, June 19, 2007

Maju Mundur

Hari ini disampaikan arahan dan perkembangan terakhir menyangkut new factory di Nusajaya (akronim: NJ). Yang sedikit mengejutkan adalah target kepindahan bergeser maju: akhir Juli semua sudah harus pindah ke NJ! Jerry bilang, "It's like doin' an mission impossible" :)

Sementara target untuk line qualification mundur ke 09/Juli (padahal belum dikonfirmasi ke MOTO) dan serah terima gedung dari kontraktor mundur juga ke 28/Juni (dari sebelumnya 22/Juni).

Di satu sisi ada baiknya, paling tidak sekarang ada kepastian kapan cut-off rencana pindah ini. Tapi di sisi lain, perubahan rencana yang maju mundur ini juga membingungkan untuk melakukan persiapan-persiapan yang diperlukan.

Haahhh... capek deh! Let it flow aja lah....
(menghela nafas)

Monday, June 18, 2007

ESQ Training Profesional 18 Batam

Training ESQ Prof-18 Batam yang berlangsung pada 15~17 Juni di Hotel Planet Holiday telah terlaksana dengan sangat sukses dan istimewa. Sebanyak kurang lebih 200 orang peserta terlihat menikmati setiap sesi training dengan baik dan bersemangat, termasuk 71 orang peserta dari Singapura yang meski memiliki sedikit perbedaan bahasa namun tidak mengurangi keinginan mereka untuk mendalami nilai-nilai 165.

Beberapa hal yang membuat training kali ini istimewa adalah:
1.
Kehadiran beberapa tokoh dan sesepuh ESQ, seperti Opa & Oma (orang tua dari Bpk. Ary Ginanjar Agustian, selama 3 hari penuh), Bundo (sesepuh dari Jakarta), Bp. Azhari (Ketua MUI Kepri yang juga alumni Prof 5 Batam), dll.

2.
Dukungan kehadiran puluhan alumni dari Jakarta, Medan, Semarang, dan Singapura yang memadati Grand Galaxy Room, sampai-sampai pemisah ruangan di belakang akhirnya digeser untuk memberikan tempat yang lebih luas bagi para alumni. Dan itu terjadi selama 3 hari penuh, Subhanallah!

3.
Beberapa orang ATS dari Jakarta (yang akan bertugas pada Intermediate Training Mission Statement Angkatan 1 Batam hari Senin ini) juga berpartisipasi, termasuk maskot MS si kembar identik Surya dan Jaya, serta juga bintang sinetron dan iklan Mas Acul (ingat iklan Sarden dimana ada orang sakit gigi tapi tetap bisa makan? Nah yang sakit gigi itu diperankan oleh Mas Acul).

4.
Materi-materi training disampaikan dengan sangat baik oleh trainer senior Bpk. Legisan Sugimin (yang didukung oleh 4 orang asisten trainer!), sehingga peserta bisa larut dan hanyut mengikuti setiap modul yang disampaikan. (Dalam penutupan kemarin, ada acara kejutan bagi Pak Legisan yang berulang tahun.)

Pada sesi khusus alumni Renungan 165 di akhir hari kedua, tidak kurang dari 250 orang alumni hadir memadati ruangan dan menikmati materi yang disampaikan oleh Pak Legisan. Materi renungan yang disampaikan berjudul Ihsan: Mengaplikasikan 7 Nilai Dasar (materi renungan ke-2, setelah materi ke-1 bulan lalu: Mengapa Harus 165?). Sangat mencerahkan!

Training ESQ berikutnya Profesional angkatan 19 Batam akan diadakan pada tanggal 27~29 July bulan depan. Aku belum tahu apakah aku masih di Batam nantinya dan bisa menghadiri atau sudah di JB? Kita lihat saja nanti. Tapi yang jelas, aku akan sangat merindukan momen-momen dalam ESQ Training!

Saturday, June 16, 2007

Hadir Sebagai Alumni

Selain alasan-alasan yang sudah disebutkan di sini, aku lebih memilih pulang ke Batam daripada menghadiri acara makan-makan Sabtu malam ini dengan Pak Chua, adalah karena ingin mengikuti acara training ESQ (Profesional angkatan 18 Batam), yang diadakan dari hari Jum'at sampai Minggu besok.

Bagian yang paling ingin aku ikuti adalah materi khusus bagi para alumni, Renungan 165. Dan kebetulan trainer yang akan menyajikannya adalah trainer favorit-ku, Pak Legisan Sugimin, yang merupakan trainer senior didikan Pak Ary Ginanjar Agustian. Insya Allah nanti sore aku akan hadir di Hotel Planet Holiday. Mudah-mudahan hatiku dibukakan dan mendapatkan pencerahan serta kebahagiaan.

Dari SMS yang masuk ke HP saat kutinggal bertugas ke JB, ada berita bahwa training kali ini diikuti oleh peserta dari Singapore sebanyak 73 orang. Luar biasa sekali antusiasme saudara-saudara kita dari Singapore tersebut untuk mengikuti training ESQ. Mudah-mudahan mereka semua mendapatkan hidayah dari Allah SWT dan siap menjadi agen-agen perubahan di negaranya. Berita lain adalah kedua orangtua dari Bapak Ary Ginanjar Agustian juga menyempatkan diri datang ke Batam untuk bertemu dengan para alumni dan peserta training ESQ. Benar-benar kunjungan yang sangat berarti sekali bagi kami semua di Batam.

Update Senin 18/Juni: Peserta dari Singapore ternyata berjumlah 71 orang. Opa & Oma tidak sekedar berkunjung, mereka bahkan bertahan selama 3 hari mengikuti pelaksanaan training sampai ke acara penutupan kemarin. Dan aku kembali menjadi ATS dari Sabtu sore dan sehari penuh pada hari Minggu-nya (sempat 'diomeli' teman-teman ATS karena baru nongol Sabtu sore, karena ternyata mereka kekurangan ATS pria, hehehehe).

JB Trip Lagi

Hari Rabu sampai Jum'at kemarin aku ke Johor Bahru bersama Hermin dan Ida. Kami melakukan konsolidasi dengan rekan-rekan kerja di JHTM terkait dengan persiapan-persiapan yang harus dilakukan untuk rencana kepindahan operasional Plexus Batam ke JB. Antara lain adalah mengenai training bagi operator JHTM di Batam minggu depan, shipping container dari Batam ke Nusajaya, meninjau lokasi pabrik dan prediksi kesiapannya, menyiapkan meja kerja sementara (dengan meminjam tempat di SEB Manufacturing) sampai gedung phase-2 selesai, dll.

Rabu dan Kamis kami bolak-balik Nusajaya - Ulu Tiram. Perjalanan normal tanpa kemacetan memakan waktu sekitar 1 jam, kalau pakai macet bisa 2 jam lebih, apalagi kalau terperangkap banjir di Kota Tinggi (wuih... bisa suntuk abis di dalam van!). Ini dilakukan agar bisa melakukan koordinasi dengan rekan-rekan di JHTM yang berada di Ulu Tiram. Sementara untuk akomodasi, kami menginap di Nusa Perdana Apartment di Gelang Patah-Nusajaya. Terpaksa deh, capek di jalan.

Beberapa photo dari perjalanan tersebut ada di bawah ini.
Bagian dalam:

Bagian luar:

Landscape di sekitarnya:



Dan yang sedang bergaya... :)

Sebenarnya diundang juga oleh Pak Chua untuk hadir dalam barbeque party Sabtu malam, tapi karena kami sudah menyelesaikan semua tugas, badan lelah & mulai dihinggapi bosan, ada acara lain di Batam, serta tidak membawa pakaian lebih (karena rencana awal memang hanya untuk perjalanan 3 hari), dengan menyesal tidak dapat kami hadiri. Next time, Sir!

Saturday, June 09, 2007

Sajadah Panjang Para Pelaju

Perjalanan pulang pergi ke kantor 7 jam? Waduh... ngga' kebayang deh capeknya harus menjalani rutinitas itu setiap hari! Tapi jua, betapa panjangnya sajadah kehidupan yang mereka bentangkan...!

Aku hanya membutuhkan kurang dari 10 menit untuk mencapai kantor tempatku bekerja dari rumah setiap harinya dengan menggunakan sepeda motor GL Pro-ku. Ya, tidak lebih dari 10 menit saja! Jadi membayangkan butuh 3 jam untuk pergi kerja dan 4 jam untuk pulang ke rumah bagiku adalah sangat berat dan melelahkan. Sesampainya di kantor badan sudah terasa lelah dan akan menimbulkan akibat yang tidak baik pada produktif kerja. Demikian juga sebaliknya ketika pulang ke rumah, dengan tubuh dan pikiran yang telah terkuras, resiko bahaya di perjalanan juga akan lebih tinggi. Itu belum menghitung akibat sosial dan stress yang akan dijalani oleh si pelaju itu sendiri (pelaju adalah kata bahasa Indonesia terjemahan atas kata bahasa Inggris commuter).

Namun jika mendengarkan cerita saudara atau teman-teman yang tinggal di kota Jakarta dan sekitarnya, maka kenyataan yang dijalani oleh Dave Givens di atas mungkin saja adalah kejadian keseharian yang dialami juga oleh banyak orang di Indonesia. Setiap hari mereka harus menempuh puluhan kilometer untuk mencapai tempat kerjanya, berangkat lebih awal ketika bahkan matahari saja belum terbit dan pulang larut malam ketika bulan menerangi bumi, menaiki beberapa moda transportasi berganti-ganti, untuk mendapatkan nafkah bagi diri dan keluarganya.

Sesungguhnya, jika setiap awal langkah perjalanan itu mereka nafasi dengan Bismillahirrahmanirrahiim dan dengan tujuan sebagai bentuk pengabdian kepada Allah SWT, maka bentangan sajadah perjuangan kehidupan mereka sangatlah pantas membuat kita iri. Setiap langkah mereka akan dihitung sebagai pahala, setiap putaran roda dan waktu yang berjalan akan menjadi amal baik, dan setiap tetes keringat akan menjadi buah manis kelak di akhirat.

Sudah seberapa panjangkah sajadahmu?

Friday, June 08, 2007

Lagu Hits Saat Kamu Lahir

Mau tahu apa lagu no. 1 di tangga lagu favorit Inggris, Amerika dan Australia pada saat kamu dilahirkan? Kayaknya boleh juga untuk sekedar diketahui just for fun, ya ngga'?

Ternyata pada saat aku lahir dan saat istriku lahir, semua lagu no. 1 di tangga lagu di 3 negara di atas bergenre pop cinta semua! Bisa diartikan sesuatu ngga' ya? Hehehehehehe... romantis mode is ON kayaknya nih. Halah....!!

Nih dia situsnya kalau mau coba sendiri.

Sunday, June 03, 2007

100 Posting

Haaahhh.... akhirnya, inilah dia posting ke-100 di personal blog ini!

Tadinya aku ingin membuat semacam review atau rangkuman atau apalah untuk posting-an ke 100, agar aku dapat mengambil 'sesuatu' sebagai bahan pelajaran untuk perbaikan di masa yang akan datang. Tapi karena belum sempat mengumpulkan bahan-bahannya dan juga ide yang orisinil belum 'cling' di kepala, jadinya untuk sementara posting ke-100 ya seperti ini aja dulu.

Ntar kalau udah OK, Insya Allah akan di-publish di sini.

Note: Hehehehe... garing banget ya posting-an ini. Ngga' ada apa-apanya!

Saturday, June 02, 2007

Pertaruhan Perut?

Dalam beberapa hal, kadang-kadang aku dibuat heran dengan pola pikir operator-operator di pabrik tempatku bekerja. Kali ini yang membuatku agak sedikit berkerut kening adalah mengenai penolakan mereka atas tawaran perpanjangan kontrak kerja yang diberikan perusahaan.

Kontrak kerja yang ditawarkan memang tidak panjang, hanya 3 bulan saja. Jauh lebih pendek dari kontrak-kontrak kerja sebelumnya (6 ~ 12 bulan). Ini dikarenakan situasi perusahaan yang sedang dalam proses perpindahan ke Johor Bahru - Malaysia, dan untuk menjaga komitmen perusahaan kepada main-customer saat ini, Motorola. Mungkin periode kontrak yang singkat itulah alasan utama penolakan mereka. Ditambah dengan kebijakan tak populer tanpa lembur yang sedang diterapkan saat ini di perusahaan, yang membuat mereka tidak memiliki penghasilan lebih.

Tapi di tengah-tengah iklim investasi yang tidak bagus di Batam, penolakan mereka ibarat mempertaruhkan terisi tidaknya perut mereka untuk beberapa waktu ke depan. Banyak perusahaan (utamanya elektronika) saat ini sedang berusaha untuk bertahan hidup, menerapkan jam kerja tanpa lembur, mengurangi tenaga kerjanya, dan juga tidak melakukan perekrutan tenaga kerja baru. Tentunya akan menyulitkan bagi mereka untuk mendapatkan pekerjaan baru dengan cepat. Dengan kata lain, bagaimana mereka mendapatkan penghasilan untuk menafkahi hidupnya?

Bukankah jauh lebih baik bagi mereka mendapatkan 'kepastian' penghasilan (paling tidak untuk 3 bulan ke depan) dibandingkan dengan menolak tawaran kontrak dan harus 'berjuang' lagi di luar sana untuk mendapatkan pekerjaan yang tidak pasti? Ada ribuan orang yang berebut hanya beberapa gelintir lowongan kerja, seberapa besar kemungkinan mereka mendapatkannya?

Memang peruntungan dan rezeki setiap orang berbeda, tapi jelas dalam persaingan dunia kerja kedua hal itu tidak dapat diandalkan. Apalagi dengan tingkat kemampuan dan latar belakang pendidikan mereka yang tidak menguntungkan, dalam pandanganku akan jauh lebih baik mereka 'bertahan' dulu dengan menerima tawaran perpanjangan kontrak dan berharap iklim investasi di Batam segera menjadi lebih baik.