Monday, October 29, 2007

Hari Raya Bersama Alumni ESQ S'pore

Menghadiri acara-acara ESQ baik itu training, buka bersama, renungan, rapat, silaturahmi, dsb bagiku adalah kegiatan yang membahagiakan. Bertemu dengan sahabat-sahabat dalam suasana yang sangat akrab dan santun serta penuh kasih sayang merupakan anugerah indahnya tali silaturahmi yang diberikan Allah kepada umatNya. Karena itu aku berusaha agar selalu dapat mengikuti acara-acara yang diselenggarakan oleh ESQ dan FKA di mana jua aku berada. Seperti saat di Padang 3 bulan lalu, di Batam, bahkan di Singapore seperti kemarin.

Undangan Hari Raya Bersama bagi alumni ESQ Singapore ini kuketahui dari website FKA ESQ Kepri. Acara sejenis halal bihalal di Indonesia ini diadakan di Masjid Darussalam, Clementi. Isi dan format acara diadakan dalam nuansa yang sangat khas ESQ. Mulai dari para panitia (dan sebagian hadirin) yang berpakaian hitam-hitam, backdrop layar dengan display-display 165, lagu-lagu yang biasa terdengar dalam training ESQ, sharing pengalaman training/spiritual, sampai ke hadiah-hadiah kecil dan juga door prize bagi peserta.
Juga ada kejutan teleconference dengan Pak Ary Ginanjar Agustian melalui handphone Mas Aminul Rahman Pulungan, trainer yang diundang alumni ESQ Singapore untuk memberikan sambutan, menjelaskan Asmaul Husna serta memimpin do'a di akhir acara.

Sahabat-sahabat dari Batam cukup banyak yang datang, antara lain Pak Sonny dan keluarga (Bunda Wury, Viqha, Azeem, dan Dhanie), Kang Didan & Bunda Dini, Pak Sugeng dan keluarga, Pak Masrur Amin dan keluarga, Mbak Widia dan Putra dari Shinetsu, Mas Yulianto, Bunda Yeni, Bunda Siti Djamilah dan beberapa sahabat-sahabat lainnya. Sungguh menyenangkan bertemu dengan mereka semua!
Kerja keras dan usaha alumni ESQ Singapore untuk mengadakan acara ini pertama kalinya di Singapore patutlah dihargai setinggi-tingginya. Terutama sekali kepada Pak Ibrahim, Ustad Ashari, Bunda Saibah, Bunda Jamilah, Ustad Zul, Madam Liana, Cik Razeem, dan lain-lain yang tak dapat disebutkan satu persatu di sini. Marilah kita pererat tali silaturahmi dan memperkuat ukhuwah diantara kita demi tegaknya syiar Islam dan nilai-nilai 165 di muka bumi.

Masjid Darussalam, Clementi - S'pore

Acara Hari Raya Bersama alumni ESQ Singapore hari Minggu siang kemarin mengambil tempat di Masjid Darussalam di Commonwealth Avenue West di kawasan Clementi. Masjid ini berlokasi sekitar 7 menit jalan kaki dari MRT station Clementi. Jika sebelumnya aku hanya melihatnya dari atas kereta MRT yang lewat di atasnya di jalur East West, maka kemarin aku bisa merasakan suasana dan melaksanakan shalat di dalamnya.

Penataan ruang dan fasilitas masjid sangat bagus, tertata dengan baik, lengkap, menjadi pusat ibadah sekaligus juga adalah pusat kemasyarakatan Islam di kawasan Clementi. Mulai dari ruang utama untuk shalat, area tertutup berwudhu, tersedianya perpustakaan, dinding informasi, sampai taman di dalam masjid. Demikian juga dengan kantin, aula untuk aneka kegiatan, tempat istirahat, area parkir, kantor managemen, ruang IT, dll.

Masjid yang indah, lengkap dan sungguh menyenangkan berada di dalamnya!

Bus Johor - Singapore PP Rp. 30,000 !

Mungkin adalah salah satu biaya perjalanan lintas negara paling murah di dunia. Ya, pulang pergi dari Johor ke Singapore dan balik lagi ke Johor hanya menghabiskan biaya Rp. 30,000! Mari kita hitung...

Dari Gelang Patah, Johor Bahru menggunakan bus Causeway Link Handal Indah bernomor trayek CW3 ke Jurong East Bus Interchange, Singapore ongkosnya adalah RM3.5 saja. Sebaliknya dari Jurong East ke Gelang Patah biayanya adalah S$3.5. Perhatikan, sama-sama 3.5 tapi berbeda mata uang. Jumlah totalnya (RM3.5 + S$3.5) jika dikonversikan ke dalam mata uang Rupiah, kurang lebih adalah 30 ribu saja. So, murah kan?

Ini busnya (photo diambil di depan halte bus di Gelang Patah):
Busnya ber-AC, bagus, bersih, aman dan cukup nyaman. Tidak ada kenek, penumpang bayar ke alat di depan dekat sopir, bel berhenti di setiap tiang dan jendela, pegangan tangan untuk yang tidak kebagian tempat duduk, dan tentu saja tidak ada pengamen, pengemis, dan sebangsanya... :)

Dan ini secuil pemandangan dari tempat menunggu bus trayek CW3 ke Gelang Patah di Jurong East Bus Interchange. Bus berhenti persis di depan pintu antrian, penumpang antri mengikuti jalur pagar besi yang telah disediakan dan naik tertib satu persatu tanpa perlu berebut.

Untuk yang ingin mencoba, kapan-kapan kuajak. Hehehe... :)

Night View From The Desk

I owe this picture quite long time. Actually I remember I owe it and keep on asking myself to do the posting here. But well, sometimes I really got no time. Bad reason? (hey, it just a quick flash, what?)
However, I did it. You can see it now :)
(Insufficient light made it somehow too dark. Can't do better behind the locked glass window!)

Nice view, right?

Saturday, October 27, 2007

Ada Apa Dengan Lift?

Hari ini terulang lagi lift di apartemen bergerak tidak sesuai perintah yang diberikan. Setelah kejadian ini aku sebenarnya sudah melupakannya, paling-paling ada sistem mekanis yang tak berfungsi semestinya atau apalah. Bukan hal-hal yang berkaitan dengan supranatural pokoknya.

Tapi tadi pagi saat hendak turun ke lantai 1, tentunya dengan menekan tombol angka satu dan tombol penutup pintu, lift malah bergerak naik ke lantai 8! Halah... apalagi nih? pikirku. Seharusnya menurut logika instruksi mekanis, lift terdekat yang turun maka itulah yang langsung turun ke bawah. Bukan berdasarkan prioritas waktu panggil setiap lantai. Jadi kalau dipanggil turun ya turun aja, tidak melayani panggilan naik meski itu untuk turun juga.

Tapi itulah yang terjadi, lift naik ke lantai 8 dimana tidak ada orang yang memanggil! Setelah pintu menutup, lift lalu kembali turun tanpa aku menekan tombol 1 lagi. Tuh kan aneh... seharusnya ada perintah lagi agar lift itu turun, tapi ini ngga'. Darimana lift tahu kalau ia harus naik atau turun, sementara saat itu lampu angka 1 sudah kembali mati!

Dan ternyata pagi itu bukan aku saja yang mengalami kejadian aneh itu. Teman-teman perempuan di blok B yang akan turun dari lantai 13 ke lantai 1 malah dibawa naik ke lantai 16 dulu lalu diturunkan di lantai 4, padahal tidak ada yang menekan tombol 4 atau ada orang yang menunggu di lantai 4! Karena ini baru pertama kali mereka alami, karuan saja mereka ketakutan. Mereka langsung keluar lift di lantai 4 dan memilih turun lewat tangga saja!

Weird, huh?

Thursday, October 25, 2007

Kenapa Sih, Malaysia?

Apa yang salah dalam hubungan Indonesia - Malaysia? Kenapa ada aroma ketidaksukaan Malaysia terhadap Indonesia yang tercium tajam?

Banyak sudah yang terjadi, Malaysia berlaku arogan dan Indonesia sangat penyabar. Mengenai nasib TKI/TKW kita yang terhinakan (ratusan bahkan ribuan kasus terjadi sepanjang tahun, bahkan kepada wakil resmi bangsa di kancah karate!). Mengenai sengketa pulau-pulau terluar. Mengenai asap kiriman kebakaran di Sumatera atau Kalimantan. Mengenai batik atau rendang atau angklung yang diaku-aku produk budaya Malaysia. Mengenai diskriminasi dan apresiasi yang sangat rendah terhadap Indonesia (bahkan sampai tidak mengakui nama Indonesia dan hanya memanggil orang Indon!). Bahkan sampai soal mencaplok lagu Rasa Sayange dan lagu daerah Sumbar (update). Mengenai banyak hal yang ah..., terkadang bisa menimbulkan sakit hati...

Ada apa, Malaysia? Apa yang salah dengan bangsaku, bangsa Indonesia? Kami tidak benci padamu. Kami punya banyak kawan-kawan di Malaysia, kami semua senang dan baik-baik saja. Bahkan aku pribadi baru saja memulai kehidupan baru di salah satu bagian negerimu. Aku suka karena tak banyak berbeda dengan negaraku. Tapi kenapa sebagai bangsa, kau tunjukkan ketidakbersahabatanmu itu?

Jika warga kami marah padamu, itu adalah hal yang sangat wajar. Gambar ini adalah contohnya. Kami harap kamu maklum dan sadar diri untuk tidak benar-benar menjadi seperti yang disebut disitu.

Salam damai dari Indonesia!

Wednesday, October 24, 2007

Lift Aneh?

Lift adalah fasilitas peralatan standar yang umum tersedia di gedung-gedung bertingkat tinggi. Naik turun dari satu lantai ke lantai yang lain menjadi mudah, cepat dan tidak melelahkan. Pernah membayangkan, atau mungkin melakukan, naik dari lantai dasar ke lantai 20 (misalnya) dengan cara manual melalui tangga? Pasti sangat melelahkan! Namun bisa saja hal tersebut terjadi jika terdapat kerusakan pada lift yang memakan waktu lama untuk diperbaiki, sehingga para penguna terpaksa menempuh jalan tangga untuk mencapai lantai yang ingin ditujunya.

Pernah juga mendengar orang terjebak di dalam lift kan? Karena faktor teknis atau mekanis, tiba-tiba saja lift bisa berhenti di sembarang ketinggian sehingga membuat pengguna di dalamnya terjebak tak bisa kemana-mana. Bahkan diperparah lagi oleh kemungkinan matinya lampu, alat komunikasi atau pendingin udara di dalamnya, menimbulkan rasa panik bagi mereka yang terjebak.

Itulah yang terpikir tadi malam saat aku mengalami kejadian sedikit aneh dengan lift di apartemen blok A (setiap blok di apartemen memiliki 2 lift untuk turun naik). Aku masuk lift sebelah kanan dari lantai dasar bersama Hadi dan satu orang penghuni lagi. Hadi memencet tombol 4, aku 5 dan seorang lagi 10 untuk sampai ke lantai apartemen masing-masing. Pintu menutup dan lift naik seperti biasa, berhenti di angka 4 dan Hadi keluar. Sampai pintu menutup kembali semua berlangsung normal. Lift naik ke lantai 5 dimana aku akan keluar. Tapi ketika lampu indikator di panel menunjukkan angka 5 dan lampu di tombol angka 5 sudah mati (tanda sudah sampai di tingkat yang dituju), lift tiba-tiba berguncang. Aku dan si pemuda kaget dan berpandangan heran. Apalagi kemudian lift bergerak naik terus tanpa membuka pintu atau berhenti di lantai 5. Ketika sampai di lantai 10, tombol angka 10 mati tapi lift naik terus ke atas. Kami kembali berpandangan dan mengangkat bahu tidak mengerti apa yang terjadi. Kami biarkan saja lift bergerak semaunya. Kami juga tidak memencet tombol apa-apa lagi setelah itu.

Lift terus naik sampai ke lantai 16, lantai tertinggi di apartemen Nusa Perdana, di situlah lift berhenti. Tanpa membuka pintu, lift kembali bergerak turun, angka di panel bergerak turun 15... 14... 13... 12... 11... dan 10. Pintu terbuka, si pemuda tersenyum senang dan ia keluar dari lift. Nah lift sudah kembali berfungsi, pikirku. Aku tekan tombol angka 5 dan lift bergerak turun. Di panel muncul 9... 8... 7... 6... dan 5. Pintu terbuka, alhamdulillah ucapku dalam hati. Namun ketika melangkah keluar lift dan belok kanan ke arah unit nomor 3, aku sadar aku tidak berada di lantai 5. Aku ternyata keluar lift di lantai 4! Hah, kok bisa? Bukannya tadi aku memencet tombol 5 dan angka di panel menunjukkan angka 5 ketika pintu terbuka? Aku yakin sekali aku tidak salah pencet atau salah lihat. Aneh banget!

Kutekan kembali tombol naik agar lift kembali dan aku bisa naik ke lantai 5. Lift datang beberapa saat kemudian, dari dalamnya keluar Nursodik yang tinggal di unit yang sama dengan Hadi. Kuceritakan padanya kejadian yang kualami dan ia tertawa heran. Sedikit ragu aku masuk kembali ke dalam lift dan dengan bismillah kutekan angka 5. Ternyata kali ini tidak ada masalah, aku berhasil sampai di lantai 5.

Kenapa hal seperti itu bisa terjadi? Kesalahan teknis, mekanis, humanis atau...? Entahlah!

Thursday, October 18, 2007

Pasar Malam Gelang Patah

Ada pasar dadakan di Gelang Patah setiap Selasa malam. Lokasinya di jalan depan jejeran salah satu pertokoan di sana, dekat halte bus dan pusat jajan. Disebut pasar malam karena hanya dibuka mulai sore pukul 5 sampai 10 setiap Selasa malam saja.

Ini suasana jalan di siang hari-hari biasa:

Dan ini suasananya pada Selasa malam:
(photo belum diambil, tunggu Selasa depan ya...)

Para pedagang menggelar barang dagangannya di lapak-lapak bongkar pasang, dilindungi tenda terpal/plastik, serta diterangi cahaya lampu bersumberkan generator. Sangat bervariasi dagangannya, mulai dari ikat rambut, gunting kuku, tas pakaian, buah-buahan, makanan kecil sampai besar (seperti ayam bakar utuh), mainan anak-anak, minuman, alat-alat dapur, voucher top-up pasca bayar, bumbu-bumbu, sayuran, sampai ke ikan/daging segar, semua ada tersedia. Karena itulah setiap Selasa malam pasar ini ramai dikunjungi warga sekitar. Apalagi harganya cukup bersaing dengan harga di kedai runcit (warung kelontong), sehingga banyak juga yang membeli kebutuhan mingguannya di sini.

Kalau aku ke sana, yang kunikmati adalah suasananya. Rasanya seru aja jalan kaki malam-malam, berada di tengah-tengah arus manusia yang sedang melihat-lihat atau bertransaksi, sambil mengudap makanan kecil, diterangi cahaya lampu dari setiap lapak (dan kalau beruntung, cahaya bulan purnama), menghirup aroma pasar (ingat waktu jalan ke Pekanbaru ini), sambil ngobrol dengan teman-teman.

Itulah juga kesan yang ditangkap Mama Ani dan ADA saat mereka kuajak ke pasar malam minggu lalu. Mereka senang sekali berada di sana, melihat-lihat dan membeli beberapa barang yang diminati. Itulah kenapa tadi malam mereka kembali mengajak pergi ke sana. Tidak ada barang yang ingin dibeli sebenarnya, tapi hanya ingin merasakan suasananya saja. Jadi meski agak mendung dan baru saja selesai hari Raya (sehingga jumlah pedagang dan pengunjung berkurang), tetap saja menyenangkan bagi kami jalan-jalan di sana. Murah, meriah dan menyenangkan!

Kenapa Harus Marah?

Yang namanya sabar (seperti orang bilang) kadang ada batasnya. Sesabar-sabarnya orang, suatu saat akan 'lepas' juga. Betul atau benar? (hehehe... maksa, mencari pembenaran)

Jadi, kenapa marah?
Atau malah, kenapa tidak boleh marah?

Sampai ada yang bilang, "Aduhai... garang nian!" padahal mungkin tak segarang yang pernah ada. Mungkin karena sangat jarang 'lepas' seperti itu, jadi begitu nampak sangat garang kelihatannya. Apalagi ini urusan kerja, dimana sepanjang hampir 6 tahun di tempat sebelumnya, hanya terjadi dalam hitungan kurang dari jari sebelah tangan. Ada juga yang bilang, "Berani sangat, dengan boss lho..!", padahal mereka tak tahu seberapa baiknya pengertian diantara kami. Jadi tak apa-apalah sesekali meluahkan sesak padanya, karena setelah itu aku bisa lebih tenang dan malahan sekarang sudah bisa tersenyum saat menulis ini.

Sungguh tak ada kekuatan tanpa tantangan. Tak ada kemampuan tanpa ujian. Tak ada ketegaran tanpa cobaan.

Ya Allah, berilah hamba percikan As Shobuur-Mu agar hamba tabah menghadapi keadaan seberat apapun. Ya Rabb, limpahkanlah Al Mu'izz-Mu agar hati ini tetap jernih membaca kehidupan. Luruskanlah jalanku menuju cintaMu dengan menempuh pengabdian kehidupan dunia ini. Hanya padaMu aku berserah diri dan memohon perlindungan.

Wednesday, October 17, 2007

Kemana Taksi Ya?

3 hari pertama Hari Raya susah sekali mendapatkan taksi di Gelang Patah. Menelpon ke satu-satunya taksi operator tidak ada yang menjawab. Menelpon langsung ke beberapa nomor pengemudi taksi yang ada di phonebook HP juga tidak mendatangkan hasil. Ada yang menjawab, "Saya sedang libur Raya, jadi tak pergi menambang", sopir yang lain berkata, "Saya tak di Gelang Patah, Bang. Saya sedang di bandar", sementara yang satunya lagi bilang, "Tak bisa lah Bang, saya bawa keluarga jalan-jalan ini hari!", dan yang lain lagi menjawab, "Kereta saya dibawa kawan, saya tak kerja di Raya ni". Waduh... cape' deh menelpon sana-sini tanpa hasil!

Kesimpulannya: susah cari taksi saat Hari Raya di Gelang Patah (dan mungkin juga se-Johor Bahru) karena sopirnya juga sedang merayakan Hari Raya!

Wednesday, October 03, 2007

Ibu Ranger

Bertemu iburanger Harlia dalam training ESQ Profesional Angkatan 21 Batam akhir minggu lalu. Harley (begitu ia dikenal) adalah istri dari bapakranger Imansyah Lubis, alumni ESQ yang sudah lebih dahulu kukenal. Ketika asyik main di MP-nya Iman, nah di situlah ketemu tautan ke rumah virtualnya iburanger. Benar-benar keluarga ranger, sampai anakranger pun ada!

Seseru tulisan-tulisannya, itulah kesan ketika berjumpa langsung dengan orangnya. Cepat akrab, termasuk dengan Mama Ani. Lihat aja photo mereka ini, akrab kan?
Kalau iburanger main ke sini, mudah-mudahan senang lihat photonya :)