Thursday, August 24, 2006

Pendidikan dan Tunas Bangsa

(Posting ini adalah email gue ke teman-teman kantor menanggapi kemenangan para pelajar Indonesia di ajang Olimpiade Fisika Dunia di Singapore 2006)

Ya, di tingkat pelajar, Indonesia memang sangat membanggakan. Baik itu di olimpiade Fisika, Kimia, maupun Matematika. Pelajar-pelajar kita sangat potensial dan hebat. Medali emas adalah langganan mereka. Bukan hanya sekali ini, tapi telah berlangsung cukup lama.

Itu karena mereka dilatih secara khusus, terpadu, dengan jadwal yang sangat padat dan materi yang berat, dan dilatih oleh para pakar di bidangnya. Untuk diketahui bersama, materi yang diajarkan adalah materi yang sama yang didapat oleh mahasiswa S2 !!

Masalahnya adalah, kenapa di tingkat lanjutan (ilmuwan, peneliti, dsb) nama Indonesia tak begitu terdengar? Karena tak banyak dari para pelajar ini yang sampai ke tingkat itu (ilmuwan/peneliti) pada akhirnya. Banyak yang 'mati' sebelum mencapai itu.

Kebanyakan para pelajar ini memang mendapatkan beasiswa, sebagian besar ke luar negeri (Inggris, Perancis, Jerman, Jepang, Singapore, dll). Mereka tetap hebat dan pintar selama sekolah/kuliah, tetap mengharumkan nama Indonesia. Tetapi setelah kembali ke Indonesia, mereka tidak mendapatkan wadah untuk berkembang. Indonesia memang punya LIPI, tapi hanya sebagai showroom dan menara gading. Hasil-hasil penelitian mereka tidak applicable dan jauh dari memasyarakat. Apalagi orang-orangnya, siapa rakyat Indonesia yang kenal?

Sistem birokrasi pendidikan dan pemerintahan kita sama sekali tidak mendukung untuk itu, malah cenderung mematikan mereka. Ada cerita beberapa tahun lalu mengenai seorang pelajar kita (namanya Iwan Suryaputra, kalau tidak salah ingat dari Sulawesi) yang dapat beasiswa S2 di Jepang. Karena kepintaran Iwan, setelah kuliah S2-nya selesai, Professor penelitiannya mengajak ia bergabung sebagai anggota tim peneliti untuk mengembangkan fusi dingin. Hingga saat itu, dunia kimia hanya mengenal fusi panas (fusi adalah penggabungan/peleburan inti atom kimia). Jadi bisa dibayangkan betapa langkanya kesempatan yang diperoleh Iwan (meneliti hal yang sama sekali belum pernah ada di dunia dan sebagai satu-satunya orang asing di tim penelitian Jepang itu) dan betapa akan sangat sensasionalnya keberhasilan penelitian tsb. Baru saja ia memulai penelitian tsb di bawah bimbingan sang Professor Jepang, Pemerintah Indonesia memanggilnya pulang. Meski Iwan telah menjelaskan keterlibatannya di proyek penelitian langka tsb, Pemerintah RI tetap memaksanya pulang dengan alasan membutuhkannya untuk tugas penting di Indonesia. Iwan mengalah dan mengundurkan diri dari tim penelitian dan pulang ke Indonesia. Tahu tugas penting apa yang menunggunya? Mengajarkan dasar-dasar komputer kepada teman-teman sekantornya !!!

Karena sistem yang tidak mendukung itulah, banyak yang 'membangkang' bertahan di luar negeri (tidak mau dipanggil pulang ke Indonesia) atau 'melarikan diri' untuk bekerja di lembaga pengetahuan/penelitian ternama di luar negeri. Mereka-mereka ini tidak lagi membawa nama Indonesia, tidak bekerja untuk kepentingan Indonesia, tidak memberikan hasil kecemerlangan otaknya untuk Indonesia. Lembaga/negara asinglah yang mendapatkan keuntungan atas kepintaran mereka.

Sangat disayangkan memang, tapi itulah yang terjadi.
Selama kebobrokan sistem pendidikan dan pemerintahan kita tetap seperti ini, potensi-potensi anak bangsa yang luar biasa tidak akan bisa tumbuh dengan baik di Indonesia. Pada akhirnya yang rugi adalah bangsa Indonesia sendiri, dan bangsa asinglah yang menikmatinya !!

Nadine dan Kecantikan

(Posting ini diambil dari email gue ke teman-teman di kantor menanggapi soal keikutsertaan Nadine Chandrawinata di ajang Miss Universe 2006)

Not so pretty, Bro'.
Nadine menurut gue menarik, tapi typical face-nya masuk kategori membosankan.
Kalau dari sudut pandang bule (Europe, Aussie & Amrik), kecantikan Nadine tergolong biasa saja. Silakan surfing di forum-forum diskusi internet tentang kecantikan wanita Asia (Indonesia adalah salah satu yang paling digemari, selain Vietnam!) untuk membuktikan.
Menurut mereka malahan Lola Amaria, Tiara Lestari, atau Anggun C Sasmi jauh lebih cantik dan eksotik !!

Masih ingat ketika Guruh Sukarno Putra menikah dengan seorang gadis keturunan Kyrgystan (eh atau Kazakhstan ya?, pokoknya negara pecahan Uni Soviet di Asia Barat gitu....) ? Dia disebut dan disanjung sangat cantik. Tapi ternyata kecantikan seperti istri Guruh itu sangat standar di sana. Malahan di salah satu surat pembaca di Kompas ditulis kalau pelayan resto McDonald di sana lebih cantik dari istri Guruh itu !!

So, kecantikan adalah soal sudut pandang, selera, dan budaya. Tak bisa disamaratakan, seperti yang dilakukan dalam berbagai pemilihan ratu-ratuan ini, baik di tingkat lokal, daerah, nasional, ataupun internasional. Memilih dan menunjuk satu orang sebagai simbol kecantikan adalah pembodohan terhadap publik serta juga pembuktian hegemoni tertentu terhadap masyarakat/dunia. Coba saja pikirkan; sekelompok kecil orang dalam panel juri memaksa bagian terbesar masyarakat untuk mengakui bahwa orang yang mereka pilih adalah yang paling cantik di masyarakat, sehingga layak menjadi simbol untuk diikuti/disanjung/diberi kehormatan, dsb. Tak masuk akal, kalau menurut gue!

Kembali ke soal Nadine, jika ia sukses di ajang Miss Universe ini (waktu nonton salah satu infotainment hari Senin lalu, disebutkan kalau ia masuk 4 besar dalam penilaian juri dan polling dunia), maka Indonesia harus bersiap-siap dengan banjirnya produk-produk yang menjadi sponsor utama penyelengaraan Miss Universe, masuk, menyerbu dan menguasai pasar Indonesia. Ya, ini adalah konsekwensi logis dari hasil setiap pemilihan Miss Universe / Miss World. Negara pemenang akan dibanjiri oleh produk-produk kosmetik, kecantikan, fashion, kesehatan, dll dari para sponsor !!!

Miss adalah ikon yang harus ditiru masyarakat. Masyarakat (yang dibodohi) akan membeli produk-produk yang digunakan sang ikon. Produk-produk tersebut akan menjadi budaya bagi masyarakat. Perusahaan yang membuat produk itu akan diuntungkan, semakin besar dan pemiliknya akan menjadi sangat kaya.
Jadi, pemilihan ratu-ratuan ini tak lebih dari sekedar trik bisnis, friends. Tak lebih dan tak kurang, dan itulah kenyataannya. Hanya saja selubung ini tak banyak dilihat orang.

Menilai kecantikan itu harus dengan hati, karena kecantikan itu ada di sana.
Bukan di wajah, bukan di tubuh.

Anybody with me ?

Wednesday, May 10, 2006

Low Motivation


Belakangan gue ngerasa motivasi kerja gue sedang rendah banget. Datang ke pabrik ngga' begitu semangat kayak dulu-dulu, gue lebih ngerasa hanya ngejalanin kewajiban saja, sambil bersosialisasi dengan teman-teman.

Mungkin karena situasi perusahaan yang sedang 'low volume' dengan diikuti kemungkinan penciutan organisasi. Jumlah line produksi yang berkurang (sebagian ditransfer ke Thailand dan Malaysia), produk dengan tingkat kesulitan yang biasa-biasa saja, kapasitas produksi yang di atas kebutuhan pengiriman, dan lain-lainnya membuat gue merasa 'tak tertantang' untuk bekerja keras. Yang tinggal adalah kerja-kerja rutin saja, yang bisa dilakukan oleh para Supervisor gue. 'Bukan porsi gue' itu barangkali kata kuncinya, sehingga sering gue ngerasa bosan mengerjakan tugas-tugas yang ada.

Apalagi juga ada isu-isu perusahaan akan tutup, lantai produksi akan dikurangi (dari 2 lantai menjadi satu saja), tenaga kerja kontrak tidak akan diangkat menjadi karyawan permanen, Serikat Pekerja yang 'berulah', sebagian karyawan akan ditempatkan di plant Malaysia, dan macam-macam lainnya yang membuat suasana menjadi tidak senyaman sebelumnya.

Kondisi low motivation ini paling terasa kalau gue masuk malam. Dengan tidak adanya meeting antar departemen, kontrol yang kurang (karena tidak ada Managers di shift malam), pekerjaan yang cenderung hanya pengawasan dan tindak lanjut dari shift siang, juga faktor 'jam tubuh' yang secara alami menginginkan istirahat, membuat semuanya semakin ngga' ada tantangannya.

I need new challenges and endeavours in my job !

Friday, February 17, 2006

Green Belt - Six Sigma Training

Hari Jum'at ini 17/Feb gue masuk kerja 2nd shift. Ini dimaksudkan agar besok Sabtu bisa masuk kerja pagi-pagi karena harus berangkat mengikuti Green Belt - Six Sigma Training ke Johor Bahru.

Six Sigma Training bagi Jurong HiTech telah dimulai sejak awal Januari 2006 ini. Diadakan setiap akhir minggu (Sabtu atau Minggu) di beberapa lokasi (tergantung group training). Bagi para Black Belters, diadakan di Raffles Marina Resort di Singapore. Sementara untuk Green Belt Group 2 dimana gue berada, diadakan di Hotel Selesa di Johor Bahru, Malaysia. Untuk Green Belt Group 1, sampai saat ini gue ngga' tahu dimana diadakan. Kemungkinan besar di Singapore karena Group 1 didominasi oleh JHTS staff.

Schedule Group 2 padat sampai akhir Mei 2006. Setiap akhir minggu. Berarti udah ngga' ada lagi yang namanya hari istirahat. 6 hari kerja di plant dan 1 hari untuk training. Karena itu gue harus pintar-pintar membagi waktu antara pekerjaan dan keluarga.

Singkatnya, setiap akhir minggu gue harus menyiapkan tas, dokumen, dan tentu saja badan ini agar siap naik ferry selama 1.5 ~ 2 jam dari International Ferry Terminal Batam Centre menuju Stulang Laut Ferry Terminal di Johor Bahru.

Thursday, February 16, 2006

Lama Tak Hadir

Banyak peristiwa datang dan pergi silih berganti sejak posting terakhir gue. Banyak banget, sehingga gue ngga' bisa bilang di sini satu persatu. Dan karena kemalasan juga, ngga' satupun juga yang sempat gue tulis.

Ah... lewat lagi beberapa episode kehidupan gue tak tercatat.

Semakin banyak hari dijalani, semakin panjang jalan kehidupan terlewati, tetapi semakin pendek dan dekat jarak diri ini ke liang kubur. Apakah aku sudah siap menghadapNya mempertanggungjawabkan semua sisi kehidupan duniawiku?

Tak Bisa Akses

Ah, akhirnya bisa posting lagi di blog ini. Udah lama sekali ngga' bisa akses, entah kenapa. Padahal aku terus mencoba membuka site ini dari akses internet perusahaan, tapi ngga' bisa-bisa. Tiap kali mau dibuka, koneksinya lama banget. Meski ditunggu dan muncul tanda udah tersambung, tapi di layarnya tetap saja blank ngga' ada apa-apa.

Nah sekarang ini udah bisa akses lagi. Ada teman yang ngajarin gimana nembus server perusahaan. Ternyata manjur dan bisa akses ke blog ini. Selama ini ternyata beberapa situs memang diblokir perusahaan, biasalah proteksi kebijakan.....

OK, past is past. Let me write whatever I want to write here. I have lot of things to write actually, but some memories gone already because I can't post it here on time.

However, I'm going to write in anytime I can access my personal blog.

Fairytales

Maybe we'll live and learn
Maybe we'll crash and burn
Maybe you'll stay
Maybe you''ll leave
Maybe you'll return
Maybe another fight
Maybe we won't survive
Maybe we'll grow we'll never know
Baby, you and I we're just ordinary people
Maybe we should take it slow,
We're just ordinary people
We don't know which way to go
Cause we're ordinary people
Maybe we should take it slow.."

-John Legend, Ordinary People