Friday, March 21, 2008

Libur Akhir Minggu Ini

Di Indonesia akhir minggu ini libur 4 hari: Kamis 20/Maret Maulid Nabi Muhammad SAW, Jum'at 21/Maret Paskah (Good Friday), Sabtu 22/Maret dan Minggu 23/Maret libur akhir minggu seperti biasa. Waaah... barangkali salah satu libur terpanjang di akhir minggu untuk tahun ini! Bisa dimanfaatkan untuk banyak hal dan rencana tuh... Anda sudah menyusun rencana? Ayo dilakukan... mumpung libur nih!

Bagaimana di Malaysia dan Singapore? Tidak bisa sepanjang itu.

Hari Kamis memang libur di Malaysia, tetapi Jum'at-nya tidak. Secara Malaysia memang dominan muslim dan tidak merayakan Paskah, jadinya Jum'at kejepit deh, hehehe... Bagi yang kerja/sekolah/kuliah, ya tetap harus masuk. Tidak bisa libur panjang. Kecuali mengambil/mengajukan cuti ;)

Lain halnya Singapore yang sedikit lebih 'beruntung'. Hari Kamis bukan hari libur di sana. Maklum saja, umat Islam bukanlah mayoritas sehingga Maulid Nabi Muhammad SAW tidak dipandang penting untuk dijadikan hari libur. Tetapi Jum'at-nya mereka liburkan untuk Good Friday dan dilanjutkan dengan weekend Sabtu Minggu. Lumayan libur 3 hari berturut-turut.

Nah sekarang bagaimana dengan kalender kerja di Jurong HiTech tempatku bekerja ini? Halah, payah! Tidak ada liburnya, saudara-saudara! Ya, sama sekali tidak ada liburnya bulan Maret ini menurut kalender kerja perusahaan. Libur terdekat baru ada pada 8/April nanti, mengikuti ketetapan Sultan Johor yang merayakan ulang tahunnya hari itu.

Jadi bagaimana aku bisa ke Batam Jum'at pagi ini untuk menjadi ATS di Training ESQ Prof-26 Batam? Ambil cuti tentunya :)

PS: Posting ini dimuat juga di dunia kerja ini.

Friday, March 14, 2008

Buku Baru

Hasil jalan ke Gramedia BCS Mall Batam hari Senin lalu:
  1. dalam-mihrab-cinta.jpg Habiburrahman El Shirazy: Dalam Mihrab Cinta, penerbit Republika
  2. pitaloka.jpg Tasaro: Pitaloka Cahaya, penerbit Aditera
  3. taj-mahal.jpg John Shors: Taj Mahal Kisah Cinta Abadi, penerbit Mizan
  4. Doraemon 3 seri
  5. Panduan Dasar Menggambar Dengan Pensil Untuk Anak
  6. Majalah Bobo no.49

Sebenarnya masih ingin membeli beberapa buku lain seperti Deception Point-nya Dan Brown, The Sicilian-nya Mario Puzo atau Mereka Mengkhianati Saya tulisan Femi Adi Soempeno. Tapi mengingat budget yang terbatas, untuk sementara waktu ditunda dulu ke lain kesempatan.

Sekarang aku sudah mulai mencicil membaca buku-buku diatas, mulai dari karyanya Kang Abik dulu.

O iya, no 4~6 dalam list di atas adalah untuk anakku ADA :)

Thursday, March 13, 2008

Banjir

Pulang ke Batam 3 hari tidak dapat kami manfaatkan sepenuhnya untuk berjalan-jalan karena cuaca yang tidak mendukung. Hanya hari Minggu saat datang dan Senin esoknya kami bisa jalan ke luar rumah, sementara satu hari penuh Selasa sampai Rabu siang menjelang kembali kami tidak bisa kemana-mana.

Hujan, hujan dan hujan sepanjang hari. Kadang deras kadang berhenti. Tapi sebentar kemudian deras lagi. Brrrr… dinginnya!

Untungnya hasil jalan-jalan ke Mega Mall dan Gramedia BCS cukup bisa menjadi teman di rumah menghabiskan waktu. Daripada tidur saja kan lebih baik baca buku, betul tidak? Dan sesekali mata mengawasi jalan di luar pagar, mengawasi ketinggian air di saluran depan rumah, agar tetap waspada banjir.

Banjir? Ya, bukan di rumah kami, tapi di blok depan rumah yang memang berada di tanah yang lebih rendah. Dulu-dulu mereka sering banget kebanjiran, pernah sampai semata kaki. Untungnya kali ini tidak. Jadi kami tidak terlalu sering melongok-longok jendela melihat keluar.

Tidak seperti di Batu Aji ini, yang sudah langganan sekali dengan banjir. Di depan perumahan Villa Muka Kuning ini bisa dibilang pasti banjir kalau hujan menderas beberapa lama. Cukup mengherankan sebenarnya, karena di sana proyek saluran air baru saja selesai dibuat. Tapi kok banjir lagi banjir lagi…. Proyek asal-asalan lagi kah?



Photo kiriman seorang teman melalui email Rabu siang.

Thursday, March 06, 2008

8 Is My Number

Wah, ternyata angka 8 memang klop denganku! A number of full cycles that never end.


Your Expression Number is 8



Driven and ambitious, you have the potential to reach great things.
You're both good with money and good at getting things done quickly.
You are an excellent leader and a great judge of character.

Full of energy and confidence, you undertake projects that seem impossible.
Dependable and determined, you are able to understand the bigger picture.
Even if you are not in a position of power right now, it will fall to you.

At times, you can be very materialistic - and obsessed with status and power.
While this isn't always a bad thing, you sometimes take it to the extreme.
In order to be truly happy, you must balance the material and spiritual in your life.

Wednesday, March 05, 2008

Mengetik Cepat

Ketemu tautan ini dari Didit.
Dicobain dan ini hasilnya:

44 words

Speedtest


Ah ya, jangan-jangan salah profesi nih... seharusnya jadi tukang ketik!
:)

Tuesday, March 04, 2008

Membentak Polisi

Di negeri ini, aku sudah melihat bahwa warga bangsaku dipandang sebelah mata. Disebut dengan panggilan menghina 'orang Indon', disetarakan dengan warga dari negara Bangladesh, (yang dipanggil Bangla), warga kelas rendahan, kaum budak pekerja, gerombolan kriminal atau orang bodoh tak berbudaya. Entah kesalahannya bermula dari apa, bila dan bagaimana, tapi ia sudah berurat berakar sejak lama. Karena itu sering muncul perlakuan diskriminatif terhadap warga negara kita, bahkan untuk persoalan yang sebenarnya sederhana. Kuakui memang tak semua mereka memandang seperti itu, tapi tetap saja ini menjadi sesuatu yang mengganjal dan perlu dirubah.

Aku juga sudah belajar bahwa satu cara menghadapinya adalah dengan menunjukkan bahwa orang Indonesia itu pintar, bisa menduduki posisi/jabatan tinggi, berperilaku baik dan berpenghasilan tinggi. Maaf, penghasilan tinggi juga disebut sebagai tolak ukur bagi mereka dalam menilai karena memang karakteristik melayu yang cenderung malas, ingin yang mudah, tapi berhasil banyak ini cukup menonjol kulihat. Jika salah satu dari empat hal itu dimiliki, maka mereka menjadi lebih hormat dan bersahabat. Apalagi jika memiliki lebih.

Pintar di sini antara lain penguasaan bahasa asing, terutama Inggris. Orang sini banyak yang bisa berbahasa Inggris (karena bersekolah di luar negeri seperti Inggris, Japan, atau Australia), tapi jauh lebih banyak lagi yang tidak bisa. Dan seperti kebanyakan melayu, mereka menjadi minder bahkan ciut di hadapan orang yang bisa. Jadi bercas-cis-cus-lah di hadapan orang melayu sini, maka kita akan berada di 'atas angin'.

Beberapa pengalamanku membuktikan hal itu. Menghadapi persoalan di pintu imigrasi Malaysia kuselesaikan dengan berbicara dalam bahasa Inggris dengan petugasnya yang tergagap-gagap melayani. Pencarian dan negosiasi harga sewa rumah menjadi lebih mudah dengan agen/pemilik rumah dimana penggunaan bahasa Inggris membuat posisi tawarku lebih baik. Bertanya-tanya kepada orang-orang di jalan membuat kita lebih dianggap bahkan dibantu. Dan masih banyak contoh-contoh peristiwa lainnya yang kualami.

Tapi satu yang mungkin paling lucu adalah peristiwa hari Minggu kemarin. Aku dan keluarga menumpang bus kota Gelang Patah ~ Terminal Larkin, naik di terminal Gelang Patah. Ketika bus berhenti di halte depan dealer Honda, seorang gadis calon penumpang (satu dari beberapa orang yang baru menaiki bus) mengaku kehilangan dompetnya dan tak bisa membayar ongkos bus. Oleh si sopir ia ditanyai macam-macam, ia naik turun bus mencari-cari, sopir bolak-balik ke bagian dalam bus melihat-lihat, sehingga bus lama tak bergerak dari halte tersebut. Tak sabar menunggu, aku meminta agar si sopir tidak melayani dan menjalankan tugasnya mengemudikan bus. Kulihat mereka masih berbicara beberapa waktu sampai kemudian bus berjalan kembali.

Sampai di Lima Kedai (4 km dari Gelang Patah), sopir membawa bus ke kantor polisi! Tentu saja para penumpang menjadi bertanya-tanya, ada apa lagi? Ternyata si sopir yang 'baik hati' itu mengantar si gadis melaporkan peristiwa kehilangan dompet tadi ke kantor polisi terdekat. Bukannya sekedar mengantarkan sampai di situ saja, ia kemudian membiarkan polisi menyelesaikan persoalan itu di atas bus! Padahal kami para penumpang sudah mulai resah karena terhambat perjalanannya. Si bapak Polisi bertanya-tanya sebentar pada si gadis, sopir, dan pada seorang penumpang laki-laki yang sedari tadi mengobrol dengan sopir di depan. Kemudian dengan lantangnya si pak polisi berkumis tebal tadi mengumumkan bahwa ia akan memeriksa seluruh penumpang dan barang bawaan jika tidak ada yang mengembalikan atau mengakui mengambil dompet si gadis tersebut. Dan jika ia menemukan pelakunya, maka akan langsung dimasukkan ke dalam sel tahanan.

What the hell... pikirku. Untuk apa polisi memeriksa para penumpang yang jelas-jelas tak bersalah itu? Bukankah si gadis itu sudah kehilangan dompetnya sebelum menaiki bus? Kenapa ia tidak bertanya terlebih dahulu bagaimana kronologis peristiwa kehilangan itu? Kenapa mencurigai penumpang yang lain? Untuk apa membuang-buang waktu memeriksa begitu banyak penumpang dan barang? Berapa lama waktu akan terbuang hanya untuk mencari dompet yang jelas-jelas tidak berada di atas bus tersebut?

Ya sudah, naik pitamlah aku dengan cerdasnya. Mewakili para penumpang lain, aku memprotes tindakannya itu. "Hello Sir! Why don't you ask the girl how she lost her wallet? Do you know when she lost it? Ask her when she realize the wallet was not with her anymore? How could you suspect that one of these passengers is the thief? It doesn't make sense to me that you are going to search here while you alone are still not clear with the situation! That girl lost her wallet before she step into the bus! Do you realize it? Hey hello.... don't waste these peoples time for such of silly investigastion! I'll tell you now what to do, OK? You bring the girl out of this bus, ask her questions, do your investigastion or whatever you want to do. While you'll doing that, this bus can continue the trip peacefully. OK? Do you get my points? Bring her down... bring her down!"

Si polisi berkumis tebal langsung ciut. Ia memandangku bingung. Rentetan kalimatku yang bernada sengit dan dalam bahasa yang tak dimengertinya ternyata menghilangkan rasa percaya dirinya yang tadi begitu gagah di hadapan puluhan penumpang bus. Ia, sopir dan kawan si sopir kemudian berbisik-bisik bertiga. Mama Ani sempat mendengar si polisi bertanya "Dia cakap apa tadi?" kepada kawan si sopir sambil melirikku. Sebentar kemudian si polisi menanya-nanyai si gadis lagi dan itu memancingku untuk memprotes kembali.

"Hello... can you question her in your office? Don't do it here! We need to go. You waste people's time, you know? Go down... go down...!" sambil tanganku mengusir-usir mereka turun dari bus. Si polisi memandangku, masih dengan ekspresi tak mengerti tadi, dan akhirnya menyerah. Ia ajak si gadis turun dan berbicara pada sopir untuk meninggalkan ia di situ. Begitulah kemudian bus akhirnya bisa berjalan kembali.

Ternyata hanya dengan beberapa patah kalimat berbahasa Inggris ngawur saja, orang sini langsung minder dan 'berkerut'. Berhadapan dengan orang berbahasa asing membuat seorang polisi garang pun kehilangan nyali, meski kami sama-sama berwajah melayunya! Hahahaha...

Jadi agar tidak dipandang sebelah mata di tanah seberang ini, berbicaralah dengan bahasa Inggris untuk menunjukkan siapa dan bagaimana kualitas Anda. Itu salah satu kuncinya agar Anda lebih dihormati! Dan, ah ya, kapan lagi punya kesempatan membentak polisi sini! ;)