Thursday, November 22, 2007

Meeting

Salah satu hari yang dipenuhi oleh meeting, meeting, meeting dan meeting! Dari pagi mulai kerja sampai menjelang Magrib begini, hanya diselingi oleh istirahat makan siang dan shalat Ashar. Selebihnya, di ruang meeting. Operational meeting, product meeting, customer audit meeting, review board meeting dan production plan meeting.

Kadang-kadang benar juga pertanyaan Mama Ani: "Lalu kerjanya kapan? Papa tuh digaji untuk duduk, dengerin boss ngomong, mikir dikit, terus suruh anak buah mengerjakan".

Terus apa bedanya dengan tukang penyampai pesan?

Antara capek, mumet, dan senyum ironi :)

Wednesday, November 21, 2007

Berhala-Berhala

"Papa ngga' malu pakai HP itu?" Mama Ani pernah bertanya dulu.
"Udah Pak, ganti HP dong dengan yang baru! Lihat tuh operator saja pakai HP canggih semua..." ada juga bawahan yang bicara begitu.
"Ngga' beda jauh kita," bisik Udin, "sama bututnya HP kita!" sambil tersenyum menghibur sedikit.

"Lha, laptop yang dulu dipakai dimana?" yang lain menanyakan barang pinjaman yang pernah dilihatnya kugunakan.
"HP Bapak yang canggih itu? Itu yang ada pencet-pencet pakai tusuk itu lho..." seorang bawahan menanyakan PDA phone yang sudah berpindahtangan itu.
"Memangnya di rumah belum punya ya? Keren lho, anak-anak senang memainkannya!" sahabat lama berbicara mengomentari PSP dan PS2.
"Kemarin lihat di toko di Harbour Front, bagus banget! Nikon punya..." teman seperjalanan bercerita sambil memandangi kameranya, "sudah saatnya mengganti yang ini!"
"Itu baru beli. Yang murah-murah aja kok dan hanya 40GB" kata yang baru beli external HDD.

Ahhh... berhala-berhala akhir zaman. Kenapa harus punya? Kenapa harus terpikirkan? Kenapa harus dipertanyakan? Kenapa harus dikejar? Kenapa harus...?

Bahkan untuk yang sederhana dan lumrah juga menimbulkan desakan:

"Eh, Anda ngga' pakai jam tangan ya?" seorang teman bertanya, "beli dong biar keren! Masa' Manager ngga' pakai jam tangan?!"

Kalau aku merasa betah dengan HP Siemens jadulku, kenapa harus punya HP keluaran mutakhir? Toh kegunaan HP untukku adalah hanya untuk menelpon dan SMS saja!
Kalau aku merasa cukup dengan slave disk 30GB dan flash disk 512MB, untuk apa membeli media penyimpanan data lain? Yang gratis di internet juga banyak!
Kalau aku merasa tidak nyaman menggunakan jam tangan, kenapa harus dipaksakan demi mengejar citra penampilan? Toh yang dilihat itu seharusnya tetap saja 'isi', bukan 'bungkus'!
Kalau aku.... (dan masih banyak kalau-kalau yang lain).

Kenapa harus memperbudak diri untuk berhala-berhala itu?

Tidak habis pikir!

Monday, November 19, 2007

The Kite Runner

Tadi malam baru saja menyelesaikan sebuah novel berjudul The Kite Runner. Agak ketinggalan jauh sebenarnya karena novel ini pertama kali dirilis tahun 2003 di Amrik sana. Tapi aku baru tahu dan membacanya sekarang ini.

Novel ini bercerita tentang perjalanan hidup seorang warga Afghanistan yang dibayangi oleh rasa bersalah atas peristiwa masa kecilnya, ditulis dengan sangat memikat dan menyentuh oleh penulis berdarah asli Afghanistan Khaled Hosseini. Sebuah novel yang mampu membawa pembacanya ikut merasakan dan menjalani kehidupan keras di Afghanistan, mulai dari pasca perang saudara, kejatuhan monarki, masuknya Soviet, eksodus warga Afganistan mengungsi ke Pakistan dan negara-negara lain (termasuk Amerika, dimana tokoh utama Amir dibawa oleh ayahnya Baba), sampai ke masa berkuasanya Taliban dan kejatuhannya.

Karakter tokohnya beragam dan kuat. Amir yang dihantui kesalahan masa lalunya, Hassan yang selalu membela dan melayani Amir, Baba yang terhormat tapi harus menerima kekalahan hidup di pengungsian, Rahim Khan yang mengetahui banyak hal mengenai rahasia-rahasia Baba, sampai Assef sang antagonis pemerkosa Hassan yang akhirnya menerima pembalasan Sohrab (anak Hassan) di akhir cerita.

Plot cerita yang melompat-lompat dari satu peristiwa ke peristiwa lainnya sungguh menarik diikuti. Berat rasanya melepaskan buku ini sebelum selesai karena takut kehilangan detail cerita, budaya dan bahasa khas yang diwarnai rasa Afghanistan kental.

Novel yang bagus. Tak heran jika ia telah diangkat ke layar lebar dan mendapatkan pujian juga.

Monday, November 12, 2007

Renungan 165: Membangun Benteng Yang Kokoh

Materi Renungan 165 ke-4: Membangun Benteng Yang Kokoh. Materi ini sangat terkait dengan Star Principle.

Apa yang Anda rasakan dan nikmati saat ini? Harta kekayaan yang banyak? Keluarga yang lengkap dan bahagia? Keindahan alam sekitar? Rumah yang megah?

Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini, yaitu: wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik (surga). (Ali 'Imran - 14)

Lupakah manusia darimana datangnya itu semua?

Dan di antara manusia ada orang-orang yang menyembah tandingan-tandingan selain Allah; mereka mencintainya sebagaimana mereka mencintai Allah. Adapun orang-orang yang beriman sangat cinta kepada Allah. Dan jika seandainya orang-orang yang berbuat lalim itu mengetahui ketika mereka melihat siksa (pada hari kiamat), bahwa kekuatan itu kepunyaan Allah semuanya dan bahwa Allah amat berat siksaan-Nya (niscaya mereka menyesal). (Al Baqarah - 165)

Ketahuilah, bahwa sesungguhnya kehidupan dunia itu hanyalah permainan dan suatu yang melalaikan, perhiasan dan bermegah-megah antara kamu serta berbangga-bangga tentang banyaknya harta dan anak, seperti hujan yang tanam-tanamannya mengagumkan para petani; kemudian tanaman itu menjadi kering dan kamu lihat warnanya kuning kemudian menjadi hancur. Dan di akhirat (nanti) ada azab yang keras dan ampunan dari Allah serta keridaan-Nya. Dan kehidupan dunia ini tidak lain hanyalah kesenangan yang menipu. (Al Hadiid - 20)

Semua yang ada di bumi itu akan binasa. Dan tetap kekal Wajah Tuhanmu yang mempunyai kebesaran dan kemuliaan. Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan? (Ar Rahmaan - 26 ~ 28)

Rumah yang megah dapat terbakar, tersapu banjir, atau roboh diguncang gempa. Orang yang tadinya sehat dapat menjadi sakit dan mati. Harta kekayaan dalam sekejap juga bisa hilang dari genggaman. Lalu apa yang yang akan menjadi benteng kita jika semua itu terjadi? Siapakah yang akan menjadi pemelihara kita kelak?

Janganlah kamu sembah di samping (menyembah) Allah, tuhan apapun yang lain. Tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia. Tiap-tiap sesuatu pasti binasa, kecuali Allah. Bagi-Nya lah segala penentuan, dan hanya kepada-Nya lah kamu dikembalikan. (Al Qashash - 88)

Jika dunia menjadi illah, bagaimana akhir kehidupan kita?

Katakanlah: "Siapakah Tuhan langit dan bumi?" Jawabnya: "Allah." Katakanlah: "Maka patutkah kamu mengambil pelindung-pelindungmu dari selain Allah, padahal mereka tidak menguasai kemanfaatan dan tidak (pula) kemudaratan bagi diri mereka sendiri?". Katakanlah: "Adakah sama orang buta dan yang dapat melihat, atau samakah gelap gulita dan terang benderang; apakah mereka menjadikan beberapa sekutu bagi Allah yang dapat menciptakan seperti ciptaan-Nya sehingga kedua ciptaan itu serupa menurut pandangan mereka?" Katakanlah: "Allah adalah Pencipta segala sesuatu dan Dia-lah Tuhan Yang Maha Esa lagi Maha Perkasa". (Ar Ra'd - 16)

Ketika orang-orang yang kita cintai diambil Allah, ketika harta diambil Allah, bukan karena Allah benci. Justru karena Allah sayang dan menguji kita. Allah tidak ingin kita mencintai selain Dia, karena illah-illah yang lain akan hilang, habis, tidak kekal.

Dengan ikhlas kepada Allah, tidak mempersekutukan sesuatu dengan Dia. Barang siapa mempersekutukan sesuatu dengan Allah, maka adalah ia seolah-olah jatuh dari langit lalu disambar oleh burung, atau diterbangkan angin ke tempat yang jauh. (Al Hajj - 31)

Lailahailallah adalah benteng pertahananKu. Barangsiapa yang memasuki bentengKu, niscaya ia akan aman dari siksaKu - Hadist Qudsy riwayah Abu Naim, Ibn Najjar dan Ibn Aakir dari Ali bin Abi Thalib

Pertanyaan untuk direnungkan: Sejauh manakah Anda menjadikan Allah sebagai Illah?

Bayangkan diberikan kehidupan setelah bangun tidur, maka kepada siapa kehidupan itu diberikan olehmu?

Maka pernahkah kamu melihat orang yang menjadikan hawa nafsunya sebagai tuhannya, dan Allah membiarkannya sesat berdasarkan ilmu-Nya dan Allah telah mengunci mati pendengaran dan hatinya dan meletakkan tutupan atas penglihatannya? Maka siapakah yang akan memberinya petunjuk sesudah Allah (membiarkannya sesat). Maka mengapa kamu tidak mengambil pelajaran? (Al Jaatsiyah - 23)

ESQ Training Profesional 22 Batam

Training ESQ Profesional angkatan ke-22 Batam pada 9~11/November diikuti oleh 74 orang peserta, dua pertiga diantaranya adalah peserta pria. Dan sepertiga dari jumlah peserta kali ini datang dari Singapura. Meski jumlah peserta tidak seramai biasanya, namun tidaklah mengurangi kekhusu'an, keseriusan, kebahagiaan, dan keseruan materi trainingnya. Para peserta nampak terbawa terbang tinggi menembus batas pemikiran dan menukik dalam ke dasar hati berkat bimbingan sang 'pilot' Pak Fahrul Jamal dan 'copilot' Jusuf Rikza & Candra.

Sulit mengungkapkan kebahagiaan yang kurasakan dapat hadir lagi sebagai ATS kali ini. Melihat deraian air mata, mendengarkan isak tangis, dan merasakan hidayah besar yang turun menghampiri peserta, serta tentu saja juga larut masuk ke dalam diri sendiri, tersungkur dan menangis membasahi pipi dengan air mata keinsyafan. Meski hanya dapat membantu 1,5 hari saja (mulai Sabtu siang sampai Minggu sore), rasanya sungguh sepenuh dada. Hingga hilanglah penat di raga dan tak terasa lelahnya badan karena perjalanan dari JB & kurangnya istirahat di hari-hari sebelumnya. Semua hilang ditimpa semangat tinggi dan keikhlasan berbagi di sana.

Tugas yang baru dan belum pernah kulaksanakan selama menjadi ATS dan kuemban kali ini adalah menjadi 'orang Jepang'. Berduet dengan Mas Candra, kami menjadi 'Jepang keling' berikat kepala bendera Jepang, berjalan cepat, sedikit membungkuk, dan berbicara khas gaya orang Jepang untuk membacakan 7 prinsip usaha Matsushita. Seru juga ternyata!

Kombinasi dari rasa-rasa yang timbul di dalam hati itulah yang barangkali membuatku selalu kangen ingin berada di ruangan training ESQ. Meski jarak terbentang jauh antara JB dan Batam sekarang buatku, Insya Allah tak mengurangi niat untuk selalu hadir.

Friday, November 09, 2007

Belum Sempat...

Sudah 3 hari kembali ke JB dan bekerja seperti biasa setelah pulang kampung ke Padang, Sumatera Barat. Tapi masih belum sempat untuk menulis banyak di sini. Kesibukan setelah meninggalkan kantor selama 6 hari menyita waktu-waktu yang biasanya kugunakan untuk menulis, termasuk juga waktu favoritku di masa istirahat sore. Apa boleh buat, pekerjaan jauh lebih penting daripada menulis blog yang masih berada di level hobi. Betul tidak? ;)

Juga kalau nanti sempat menulis beberapa hal, kemungkinan besar akan tanpa gambar/photo. Kamera yang digunakan untuk mendokumentasikan perjalanan adalah kamera non-digital. Sehingga untuk mencetak, menyeranta, mengedit dan me-upload-nya akan cukup menyita waktu. Jadi nantinya photo akan disusulkan begitu siap tampil :)