Thursday, September 27, 2007

Ke Batam Untuk ATS ESQ

Sore nanti aku pulang ke Batam. Rencananya aku akan menjadi ATS pada training ESQ Profesional angkatan 21 Batam yang akan dilangsungkan hari Jum'at sampai Minggu 28~30/Sept. Untuk training kali ini, aku bisa membantu pelaksanaan training untuk Jum'at dan Sabtu saja, karena hari Minggu aku harus kembali ke Gelang Patah karena dapat giliran tugas sebagai Duty Manager di perusahaan.

Undangan Berbuka, Gratifikasi?

Aku diundang makan berbuka puasa oleh salah satu penyalur tenaga kerja kemarin. Sebuah restoran cantik yang lumayan jauh dari Gelang Patah, namanya Garden Steamboat Restaurant di kawasan Taman Pelangi dekat Jusco di wilayah Tebrau, 40 menit berkendara.

Karena baru kali ini makan di restoran steamboat, awalnya bingung aja ngelihatin begitu banyak bahan makanan mentah begitu. Siapa yang masakin? Gimana masaknya? Berapa banyak yang boleh diambil? Apa saja yang mau dimakan? Halah... dasar ndeso! :)

Bukan makan-makannya yang ingin kutulis di sini, tapi masalah gratifikasi-nya. Undangan berbuka ini tergolong gratifikasi bukan? Kalau iya, sah ngga' untukku?

Mungkin kalau bukan aku yang mengurus rekrutmen tenaga kerja di Produksi, aku tak akan diundang hadir. Mungkin kalau bukan aku yang duduk di posisi Production Manager, aku tak akan diundang hadir. Mungkin kalau bukan aku yang mengambil keputusan, aku tak akan diundang hadir. Mungkin kalau aku tidak berhubungan baik dengan boss penyalur itu, aku tidak akan diundang hadir.

Jadi kenapa aku diundang? Gratifikasi? Yang kuragukan hanya itu, halal dan sah tidak makanan yang kumakan tersebut?

Ya Allah, ampuni hambaMu yang dho'if ini. Jangan gelapkan mata hatiku dengan kenikmatan makanan dunia karena sungguh aku merindukan makanan surgaMu. Jangan tukar nikmat meminum air sungai surgaMu dengan minuman dunia yang sesaat saja segarnya. Ya Allah, hapuskan congkak dan sombong di hati hamba karena ianya membuat hamba jauh dariMu.

Tuesday, September 25, 2007

Virus Blog

Kejangkitan nge-blog?
Maybe... Tapi ngga' nyangka juga angkanya lumayan tinggi! :)

75%How Addicted to Blogging Are You
Gimana ngobatinnya ya? :)

Ketemu tautan setelah jalan-jalan di sini.

Wednesday, September 19, 2007

TKW Lugu dan Indonesiaku

Aduh sedih deh melihat gadis-gadis bangsaku terlongong-longong (benar ngga' ada kata ini dalam bahasa Indonesia? maksudku adalah terpelongo dan terbengong-bengong) melihat kilau kemajuan Singapura. Kepala celingukan kanan kiri, rona takjub di wajahnya, dan bahasa tubuh yang menunjukkan keminderan mereka. Juga kegamangan budaya berada di sebuah negara yang teknologi layanan publiknya sudah sangat maju.

Mereka yang kumaksud adalah gadis-gadis muda usia yang datang ke Singapura untuk bekerja sebagai TKW (entah apa bidang pekerjaannya nanti) yang tadi kutemui di Harbour Front. Gadis-gadis lugu yang entah direkrut dari pelosok Indonesia yang mana. Gadis-gadis 18~20 tahunan berkaos oblong lusuh bercelanan jeans berambut pendek (sepertinya rambut pendek ini adalah syarat dari agensi yang merekrut mereka, menjadi perhatianku karena potongannya sama satu sama lain) yang datang dengan menyeret tas besar milik mereka. Gadis-gadis yang bahkan tak tahu bagaimana cara keluar dari ruangan berpintu otomatis!

Di luar berbagai perlakuan yang akan mereka dapatkan, keberhasilan atau penderitaan, ataupun juga pengalaman dan kehidupan baru, aku berpikir sampai kapan bangsaku akan terus mengekspor warganya yang tak berpendidikan dan berkemampuan bagus demi menangguk sedikit devisa dari luar negeri? Sampai kapan bangsaku yang dulu begitu dihormati di Asia Tenggara (ah, rindu dengan pemimpin seperti engkau, Bung Karno!) akan terus menjadi bangsa yang tak dihormati dan dinista (bahkan oleh sesama Melayu!) karena stereotip kelas pembantu? Sampai kapan mentalitas korup bangsaku akan terus ada karena jika ia hilang maka tercipta stabilitas ekonomi dan keamanan yang lebih baik demi tumbuhnya roda-roda kehidupan yang akan mengundang investor berduyun-duyun datang?

Manusia Indonesia tidak bodoh sesungguhnya, andai punya kesempatan untuk belajar ke tingkat yang lebih tinggi. Pengalaman berinteraksi dengan beragam manusia dari berbagai bangsa telah menunjukkan padaku bahwa orang luar negeri tidak lebih pintar dari kita. Malahan dalam banyak hal kutemui bahwa orang Indonesia selain lebih cerdas dan baik, kita juga lebih tangguh, pekerja keras, bersemangat tinggi, dan tidak gampang menyerah dengan keadaan. Bukankah itu modal yang luar biasa?

Jadi kunci sebenarnya adalah pendidikan yang lebih baik untuk membuka kesempatan yang lebih luas. Aku teringat pertanyaan Kaisar Hirohito ketika Jepang hancur lebur dalam Perang Dunia ke-2, "Seberapa banyak guru kita yang masih hidup?". Sebuah pertanyaan tanda kepedulian yang luar biasa atas nasib bangsa di masa yang akan datang. Hirohito sangat mengerti pentingnya pendidikan bagi bangsanya. Dan dengan dasar itulah Jepang bangkit menjadi raja ekonomi dunia saat ini.

Bagaimana pendidikan Indonesia saat ini? Bagaimana nasib bangsa ini nanti? Akankah terus selugu para TKW itu yang terlongong-longong di negara orang lain?

Stiker Bikin Bingung

Sore tadi saat mengantar beberapa orang yang hendak pulang ke Batam, di lampu merah Alexandra Road - Telok Blangah (Singapore) van perusahaan yang kutumpangi berada di belakang sebuah Toyota COLT Prius warna silver pine mica bersih mengkilat (wuih... keren mobilnya!). Yang menarik perhatianku bukan elegansi mobilnya, tapi sebuah stiker kuning yang tergantung di bagian dalam. Bunyinya: A CLEAN car is the sign of DIRTY mind.

Aku mengartikannya sebagai 'mobil yang bersih adalah tanda dari pikiran yang kotor'. Heh, kok gitu? Kuputar kincir-kincir otakku untuk mencari maksud tersembunyi dari kalimat itu. Tapi sampai saat tulisan ini dibuat, aku belum menemukan maksud tulisan di stiker itu.

Anybody can help?

Friday, September 14, 2007

Mesjid 45 Kipas

Di satu-satunya mesjid yang ada di Gelang Patah (mesjid Jamee') yang kudatangi tadi untuk shalat Jum'at, aku menemukan beberapa hal yang menarik.

Di dinding atas dalam ruang utama masjid dipenuhi dengan kaligrafi-kaligrafi indah berwarna hijau, merah, hitam dan biru. Di bagian depan atas mimbar adalah kaligrafi Asmaul Husna 99 nama Allah berwarna merah. Samping kanan adalah kaligrafi Al Fatihah, samping kiri ayat Qursy dan bagian belakang aku belum memperhatikan dengan cermat (ngga' enak dong menoleh-noleh ke belakang saat jamaah sedang penuh). Lalu pada 4 tiang terdapat kaligrafi surat Al Kaafiruun, Al Ikhlas, Al Falaq, dan An Naas. Meski bangunan mesjidnya sendiri sederhana, tapi dengan karya kaligrafi tersebut maka mesjidnya terasa menjadi indah.

Kalau di Indonesia kotak infak/sadaqah biasanya terbuat dari kayu. Barangkali maksudnya adalah agar jamaah yang memasukkan uang ke dalamnya merasa aman orang lain tidak mengetahui jumlah uang yang dimasukkan, biar jauh dari rasa riya'. Meski di beberapa tempat pernah juga ditemui kotak infak terbuat dari kaca sehingga tembus pandang isi di dalamnya. Nah di mesjid Jamee' ini, kotak infaknya adalah kotak plastik ware (wadah makanan) yang dilubangi. Lucu juga dan nampak simple.

Hal berikutnya yang menarik perhatian adalah jumlah kipas angin yang tersedia di dalam mesjid. Aku hitung semuanya ada 45 kipas angin! Pada setiap sisi dinding ruang utama mesjid berukuran 8x16 meter itu terdapat 2 buah, dekat mimbar ada 3 buah, pada ke-4 tiang terdapat masing-masing 3 buah, di teras kiri kanan terdapat 2 buah, teras belakang 3 buah da di bagian belakang ada 15 buah kipas angin! Hebatnya, semua kipas angin itu beroperasi dengan baik. Jadi semilir dan desir angin selalu terasa di dalam mesjid, membuat perasaan terasa nyaman dan enak untuk beribadah di dalamnya.

Negara Taman

Salah satu yang menyenangkan mata jika berada di Singapore adalah melihat hijaunya tumbuh-tumbuhan, pepohonan, bunga-bunga, dan padang rumput hijau dimana pun kita berada. Bahkan di beberapa tempat dipenuhi dengan burung-burung yang terbang, berkicauan, dan bermain bebas tanpa ada yang mengusik. Tata letak bangunan dan fasilitas kota sangat diperhatikan sehingga menyenangkan untuk dilihat.

Beberapa photo berikut diambil saat dalam perjalanan dari Tuas Check Point (Imigrasi) ke Harbour Front. Lihatlah pepohonan di kiri kanan jalan yang rapi dan terawat dengan baik. Perhatikan juga bersihnya aspal jalan dan lapangnya jalur lalu lintas (photo diambil pukul 2 siang) sehingga sangat nyaman dilewati.

Padahal pembangunan berbagai fasilitas baru di sepanjang jalan itu terus dilakukan. Ada pembangunan gedung perkantoran, apartemen mewah, bahkan stasiun MRT baru. Namun sungguh berbeda dengan pengerjaan konstruksi di Indonesia (dan juga Malaysia) yang semrawut, pembangunan itu dilakukan dengan sangat rapi, tertutup, bersih, dan sangat terencana. Tidak akan nampak bagaimana pengerjaannya (kecuali kalau kita di jalan layang dan pembangunannya di tempat yang lebih rendah) karena sekeliling area ditutup dengan seng atau plastik rapi. Tidak akan nampak truk-truk lewat membawa tanah berceceran karena truk tersebut wajib menutup bagian atasnya (jika ada tanah berceceran di jalan, pihak konstruksi akan terkena denda yang tinggi). Tidak akan nampak jalan yang kotor atau rusak dilewati alat-alat berat. Tidak ada penebangan pohon atau perataan wilayah tanpa mempertimbangkan faktor keindahan penghijauan, dsb. Hasilnya adalah pembangunan yang rapi, sesuai site plan, tepat waktu dan memperhatikan lingkungan.

Kapan ya kota-kota di Indonesia bisa menjadi kota taman seperti Singapore?

Thursday, September 13, 2007

Gempa Di Padang

Diberitahu Ali lewat email pukul 08:11 pagi tadi kalau Padang diguncang gempa hebat. Langsung ke detik mencari info. Dapat ini, ini serta ini. Kurang puas, lalu ke liputan6 SCTV, dapat ini dan ini. Melihat skala gempa yang besar, aku kemudian menelpon ke rumah di Padang untuk mengetahui kondisi keluarga di sana. Dari Tuti dapat kabar bahwa gempanya masih susul menyusul sehingga mereka ketakutan dan lebih sering berada di luar rumah. Begitu terasa bergoyang, serentak lari keluar rumah. Kalau sudah agak tenang dan tak ada goyangan lagi, baru kembali masuk ke rumah.

Menurut prediksi para ahli, kawasan pantai barat Sumatera adalah kawasan rawan gempa. Karena itu penduduk di sana akan terus merasakan goyangan tanah tempat mereka berpijak. Merasakan kehilangan penyangga di kaki-kaki mereka karena Allah Al Qoobidh sedang menarik kekuatan itu darinya. Itulah salah satu wujud keMahaPerkasaanNya! Lalu, bagaimanakah manusia boleh merasa sombong melangkahkan kakinya di dunia?

Mudah-mudahan keluarga di Padang selalu dalam lindunganNya. Demikian juga bagi seluruh warga kota Padang, Bengkulu, Jambi dan daerah-daerah lain yang terkena dampak gempa tersebut. Semoga semua bisa mengambil hikmah dari ujian ini dan Insya Allah akan membuat mereka tabah dan sabar menghadapinya.

Photo dari liputan6.com

Wednesday, September 12, 2007

Marhaban Ya Ramadhan

Marhaban ya Ramadhan...

Bulan dimana nafas kita menjadi tasbih, tidur kita menjadi ibadah, amalan diterima dan do'a diijabah. Taqqoballahu minna waminkum, taqoballahu ya Kariim. Allaahumma baariklanaa fi Sya'ban wa ballighnaa Ramadhan

Ya Rabb, berkahi kami pada bulan Sya'ban dan pertemukanlah kami dengan bulan Ramadhan. Amiiin...

Do'a Malaikat Jibril "Ya Allah tolong abaikan puasa ummat Muhammad, apabila sebelum memasuki bulan Ramadhan dia tidak melakukan hal-hal yang berikut: tidak memohon maaf terlebih dahulu kepada kedua orang tuanya (jika masih ada); tidak berma'afan terlebih dahulu antara suami istri; tidak berma'afan terlebih dahulu dengan orang-orang sekitarnya". Maka Rasulullah pun mengatakan amiin sebanyak 3 kali. Dapat kita bayangkan, yang berdo'a adalah Malaikat dan yang meng-amiinkan adalah Rasullullah dan para sahabat, dan dilakukan pada hari Jum'at.

Saatnya istirahat dalam "perjalanan dunia", saatnya membersihkan jiwa yang berjelaga, saatnya menikmati indahnya kemurahanNya, saatnya memahami makna pensucian diri.

Selamat menunaikan Ibadah Puasa!

Note: Diedit dari salah satu email sahabat yang masuk ke mailbox-ku.

Tuesday, September 11, 2007

55% Geek

Mengikuti tautan dari blognya Priyadi ke sini aku iseng-iseng nyobain. Hasilnya: Aku 55% geek.

Blah... artinya aku melek komputer, internet, program dan lain-lainnya cuma 55% ya?
K'sian amat, gaptek euy...!

55% Geek

Monday, September 10, 2007

Tertahan di Imigrasi Malaysia

Ada persoalan ketika melewati pintu imigrasi Malaysia di Komplek Sultan Abu Bakar hari ini. 11 orang dari rombongan kami yang terdiri dari 28 orang tertahan karena tidak memiliki izin kerja di Malaysia. Paspor mereka dikumpulkan dan mereka ditanyai oleh penyelia imigrasi bernama Roslee, karena dicurigai menyalahgunakan izin kunjungan sosial untuk bekerja. Awalnya mungkin karena keseragaman jawaban mereka ketika ditanya oleh petugas mengenai tujuan kunjungan yang dijawab untuk training. Satu dua orang menjawab training, masih diizinkan masuk. Tapi ketika orang berikutnya juga memberi jawaban yang sama, maka petugasnya curiga. Apalagi di antrian sebelahnya anggota rombongan kami yang lain juga menjawab sama. Hal ini dilaporkan kepada penyelia mereka dan akibatnya semua paspor anggota rombongan yang belum diizinkan masuk ditahan.

Aku (yang sudah memiliki visa kerja dan lebih dahulu masuk) mendapatkan informasinya dari anggota terakhir yang diizinkan masuk kalau banyak yang tertahan di dalam. Sebagai yang dituakan dalam rombongan, aku kemudian menemui Encik Roslee membicarakan permasalahan yang terjadi. Katanya dia tidak dapat memberikan izin masuk karena kami menyalahgunakan izin kunjungan sosial untuk bekerja di Malaysia. "Seharusnya tidak boleh bekerja, tapi ini kan mereka bekerja," katanya, "Ini merugikan pemerintah Malaysia karena seharusnya mereka membayar visa kerja. I tak boleh bagi mereka masuk. I kena hantar mereka balik". Ia akan memulangkan mereka kembali ke pintu keluar sebelumnya (Singapore). Aku meminta pengertiannya dan bertahan dengan tameng surat jalan dari perusahaan yang akan menanggung mereka jika ada masalah di Malaysia. Juga dengan pendekatan bahwa adalah keuntungan tersendiri bagi Malaysia karena anggota kami yang datang ini adalah orang-orang terlatih dan berpengalaman yang akan memberikan training kepada tenaga kerja lokal Malaysia.

Setelah bernegosiasi cukup alot (1 jam 10 menit) akhirnya 11 orang anggota rombongan kami diizinkan masuk. Jika sebelumnya diizinkan masuk dan berada di Malaysia untuk 1 bulan, maka kali ini hanya untuk 1 minggu! Itupun ditambahi stempel di paspor mereka agar melapor ke kantor imigrasi di Johor Bahru sampai batas waktu 17 September (atau jika tidak melapor maka harus keluar dari wilayah Malaysia). Wah, jadi persoalan nih bagi perusahaan kami, mengingat jika mereka harus keluar seminggu lagi maka tentunya tidak mudah bagi mereka untuk bisa langsung masuk lagi ke Malaysia pada minggu berikutnya.

Persoalan sebenarnya adalah permit kerja mereka belum selesai dan masih dalam pengurusan pihak agen. Perlu waktu cukup lama untuk mendapatkan approval dari pemerintah Malaysia bagi level mereka (operator, leader dan teknisi). Apalagi pengurusannya tidak hanya di Johor Bahru, tapi juga sampai ke kantor imigrasi di Kuala Lumpur yang berjarak 375 km dari JB. Jadi memakan waktu lama sebelum selesai, apalagi dalam jumlah banyak seperti kami. Sementara perusahaan sudah sangat membutuhkan mereka dalam kegiatan operasional. Akhirnya, ya begini deh jadinya, repot di pintu imigrasi.

Thursday, September 06, 2007

Cinta Dalam 8 Bahasa

Bangladesh: ami tomake balobasi

Nepal: me timi lae maya ganchhu

Philipine: aku mahal kita
India Tamil: naan unnai kathalikiren

Vietnam: anh yeu em

Chinesse Hokkien: wa ai le

Malaysia & Indonesia: aku cinta padamu

Hahahaha... inilah salah satu hasilnya kalau 8 kewarganegaraan berada di bawah satu atap. Aku jadi iseng bertanya kepada para anak buahku itu bagaimana mengucapkan 'I love you' dalam bahasa mereka masing-masing. Jadinya ya seperti di atas itu.

Persoalan komunikasi dengan bahasa-bahasa yang sangat berbeda ini memang salah satu kendala yang dihadapi di sini. Tapi diambil entengnya saja, agar tidak bikin pusing. Contohnya seperti yang kulakukan, sehingga bisa menjadi bahan tulisan ringan di blog.

Besok saja ceritanya, hal-hal lucu, menyedihkan, bikin bingung, dan lain-lain. Sekarang udah sore, mau pulang dulu ah...

Sedang Low

Ngga' tahu kenapa kok minggu ini rasanya jenuh aja. Bawaannya maleeeess... les... les...! Kreativitas menghilang (hey... where are you?), semangat menguap (wuzzz...!), kerja ngga' fokus (ah, susyeh...), konsentrasi cepat pudar (dar... dar... dar...), bahkan badan juga ikut-ikutan ngga' kompromi (cape' deh...!). Rasanya jadi orang paling o'on sedunia deh. Aya naon with me? :)

Takutnya seperti yang terjadi tahun lalu, kebawa-bawa ke tempat kerja.

Ayo, bangun! Bangkit! Jangan malas-malasan! Kerja... kerja... kerja...! Ingat misi pengabdianmu di dunia, bagaimana mungkin tercapai kalau begini terus?

Tuesday, September 04, 2007

Pemandangan Dari Meja Kerja

Baru sempat mengambil photonya kemaren, setelah beberapa waktu teringat untuk melakukannya. Pemandangan ke arah luar dari jendela meja kerjaku. Masih luas area kosongnya, belum ada bangunan yang berdiri. Sementara di kejauhan sudah ramai dengan rumah dan ruko. Apartemen terlihat berdiri menjulang dengan gagahnya.
Kalau siang cerah, silau juga mata karena pantulan sinar matahari di kaca jendela. Tapi kalau sore cukup teduh dan bagus suasananya. Malam juga oke, kerlipan lampu nampak dimana-mana (nanti deh kalau udah ada photonya, dipasang di sini).