Wednesday, November 21, 2007

Berhala-Berhala

"Papa ngga' malu pakai HP itu?" Mama Ani pernah bertanya dulu.
"Udah Pak, ganti HP dong dengan yang baru! Lihat tuh operator saja pakai HP canggih semua..." ada juga bawahan yang bicara begitu.
"Ngga' beda jauh kita," bisik Udin, "sama bututnya HP kita!" sambil tersenyum menghibur sedikit.

"Lha, laptop yang dulu dipakai dimana?" yang lain menanyakan barang pinjaman yang pernah dilihatnya kugunakan.
"HP Bapak yang canggih itu? Itu yang ada pencet-pencet pakai tusuk itu lho..." seorang bawahan menanyakan PDA phone yang sudah berpindahtangan itu.
"Memangnya di rumah belum punya ya? Keren lho, anak-anak senang memainkannya!" sahabat lama berbicara mengomentari PSP dan PS2.
"Kemarin lihat di toko di Harbour Front, bagus banget! Nikon punya..." teman seperjalanan bercerita sambil memandangi kameranya, "sudah saatnya mengganti yang ini!"
"Itu baru beli. Yang murah-murah aja kok dan hanya 40GB" kata yang baru beli external HDD.

Ahhh... berhala-berhala akhir zaman. Kenapa harus punya? Kenapa harus terpikirkan? Kenapa harus dipertanyakan? Kenapa harus dikejar? Kenapa harus...?

Bahkan untuk yang sederhana dan lumrah juga menimbulkan desakan:

"Eh, Anda ngga' pakai jam tangan ya?" seorang teman bertanya, "beli dong biar keren! Masa' Manager ngga' pakai jam tangan?!"

Kalau aku merasa betah dengan HP Siemens jadulku, kenapa harus punya HP keluaran mutakhir? Toh kegunaan HP untukku adalah hanya untuk menelpon dan SMS saja!
Kalau aku merasa cukup dengan slave disk 30GB dan flash disk 512MB, untuk apa membeli media penyimpanan data lain? Yang gratis di internet juga banyak!
Kalau aku merasa tidak nyaman menggunakan jam tangan, kenapa harus dipaksakan demi mengejar citra penampilan? Toh yang dilihat itu seharusnya tetap saja 'isi', bukan 'bungkus'!
Kalau aku.... (dan masih banyak kalau-kalau yang lain).

Kenapa harus memperbudak diri untuk berhala-berhala itu?

Tidak habis pikir!

No comments: