Wednesday, October 24, 2007

Lift Aneh?

Lift adalah fasilitas peralatan standar yang umum tersedia di gedung-gedung bertingkat tinggi. Naik turun dari satu lantai ke lantai yang lain menjadi mudah, cepat dan tidak melelahkan. Pernah membayangkan, atau mungkin melakukan, naik dari lantai dasar ke lantai 20 (misalnya) dengan cara manual melalui tangga? Pasti sangat melelahkan! Namun bisa saja hal tersebut terjadi jika terdapat kerusakan pada lift yang memakan waktu lama untuk diperbaiki, sehingga para penguna terpaksa menempuh jalan tangga untuk mencapai lantai yang ingin ditujunya.

Pernah juga mendengar orang terjebak di dalam lift kan? Karena faktor teknis atau mekanis, tiba-tiba saja lift bisa berhenti di sembarang ketinggian sehingga membuat pengguna di dalamnya terjebak tak bisa kemana-mana. Bahkan diperparah lagi oleh kemungkinan matinya lampu, alat komunikasi atau pendingin udara di dalamnya, menimbulkan rasa panik bagi mereka yang terjebak.

Itulah yang terpikir tadi malam saat aku mengalami kejadian sedikit aneh dengan lift di apartemen blok A (setiap blok di apartemen memiliki 2 lift untuk turun naik). Aku masuk lift sebelah kanan dari lantai dasar bersama Hadi dan satu orang penghuni lagi. Hadi memencet tombol 4, aku 5 dan seorang lagi 10 untuk sampai ke lantai apartemen masing-masing. Pintu menutup dan lift naik seperti biasa, berhenti di angka 4 dan Hadi keluar. Sampai pintu menutup kembali semua berlangsung normal. Lift naik ke lantai 5 dimana aku akan keluar. Tapi ketika lampu indikator di panel menunjukkan angka 5 dan lampu di tombol angka 5 sudah mati (tanda sudah sampai di tingkat yang dituju), lift tiba-tiba berguncang. Aku dan si pemuda kaget dan berpandangan heran. Apalagi kemudian lift bergerak naik terus tanpa membuka pintu atau berhenti di lantai 5. Ketika sampai di lantai 10, tombol angka 10 mati tapi lift naik terus ke atas. Kami kembali berpandangan dan mengangkat bahu tidak mengerti apa yang terjadi. Kami biarkan saja lift bergerak semaunya. Kami juga tidak memencet tombol apa-apa lagi setelah itu.

Lift terus naik sampai ke lantai 16, lantai tertinggi di apartemen Nusa Perdana, di situlah lift berhenti. Tanpa membuka pintu, lift kembali bergerak turun, angka di panel bergerak turun 15... 14... 13... 12... 11... dan 10. Pintu terbuka, si pemuda tersenyum senang dan ia keluar dari lift. Nah lift sudah kembali berfungsi, pikirku. Aku tekan tombol angka 5 dan lift bergerak turun. Di panel muncul 9... 8... 7... 6... dan 5. Pintu terbuka, alhamdulillah ucapku dalam hati. Namun ketika melangkah keluar lift dan belok kanan ke arah unit nomor 3, aku sadar aku tidak berada di lantai 5. Aku ternyata keluar lift di lantai 4! Hah, kok bisa? Bukannya tadi aku memencet tombol 5 dan angka di panel menunjukkan angka 5 ketika pintu terbuka? Aku yakin sekali aku tidak salah pencet atau salah lihat. Aneh banget!

Kutekan kembali tombol naik agar lift kembali dan aku bisa naik ke lantai 5. Lift datang beberapa saat kemudian, dari dalamnya keluar Nursodik yang tinggal di unit yang sama dengan Hadi. Kuceritakan padanya kejadian yang kualami dan ia tertawa heran. Sedikit ragu aku masuk kembali ke dalam lift dan dengan bismillah kutekan angka 5. Ternyata kali ini tidak ada masalah, aku berhasil sampai di lantai 5.

Kenapa hal seperti itu bisa terjadi? Kesalahan teknis, mekanis, humanis atau...? Entahlah!

No comments: