Monday, April 09, 2007

No More Overtime

Seiring dengan rencana tutupnya perusahaan pada bulan Juni/July 2007 nanti, berbagai langkah effisiensi telah dilakukan di semua Department dan bidang. Satu yang paling berpengaruh langsung pada karyawan adalah pengaturan jam operasional Produksi dari 2 shift menjadi 3 shift. Artinya dari jam kerja yang tadinya masih memberlakukan lembur menjadi tidak ada lembur sama sekali. Ini bisa dilakukan karena volume kerja yang berkurang dan karyawan yang berlebih. Berkurangnya jam lembur atau overtime (biasa disingkat OT) berarti berkurangnya pemasukan bulanan bagi karyawan.

Sebagai Dept Head di Produksi, aku telah menargetkan minimalisasi OT bagi seluruh bawahanku. Tidak ada yang boleh melakukan OT tanpa mendapatkan persetujuan dariku. Grafik OT sejak bulan Januari 2007 terus menurun dan berhasil ditekan ke angka yang nyaris mendekati NOL. Hanya bagi para Supervisor aku masih memberi kelonggaran melakukan OT karena jumlah mereka yang terbatas dan mereka masih perlu melakukan beberapa follow up antar shift.

Tentu saja hal ini juga memberikan dampak langsung pada penghasilan bulananku. Aku mulai merasakan pengurangan Take Home Pay pada penggajian bulan ini. Hampir mendekati 25% pengurangan dari penghasilan yang biasanya diperoleh setiap bulan (OT adalah komponen yang menyumbang sekitar 30% tambahan di luar basic salary-ku). Secara langsung ini mengakibatkan pengaturan yang lebih ketat lagi atas pembiayaan kehidupan keluarga. Karena faktor kebutuhan yang tetap dan tak dapat ditekan, kondisi ini terasa sungguh menyulitkan.

Ada beberapa kebutuhan pembayaran yang harus ditunda, misalnya asuransi Bumiputera untuk pendidikan anak dan tagihan listrik & air. Untuk asuransi, aku sudah minta penundaan kepada agen asuransi agar dapat dibayar bulan depan. Tapi kalau listrik & air, aku masih mengusahakan agar sebelum tanggal 20 bulan ini dapat dibayar. Seiring dengan itu, jumlah dana tunai yang akan dipakai untuk kebutuhan sehari-hari juga semakin menipis.

Akhirnya dalam kondisi begini, aku harus benar-benar bisa ‘berakrobat’ bagaimana memenuhi kebutuhan untuk bisa sampai ke penggajian bulan berikutnya. Meski tidak ada janji penghasilan yang lebih baik di bulan berikutnya, karena kebijakan tanpa OT masih terus diberlakukan mengingat situasi perusahaan yang akan segera tutup. Huff… (menghela nafas panjang)

No comments: