Wednesday, April 18, 2007

Pribadi Antagonis Yang Nyata

Kalau ada tokoh di dunia sinetron/TV yang tadinya tak begitu aku percaya benar-benar mewujud dan ada dalam kehidupan sehari-hari, maka itu adalah tokoh antagonis ibu-ibu yang sangat egois, senang menggosip, judes, pemalas, berbicara keras dan membentak-bentak, cenderung kejam, suka iri dan tak mau kalah dengan kekayaan tetangga. Karena bagiku tipe ideal seorang ibu adalah yang penuh curahan kasih sayang, perhatian, menjaga diri dan keluarganya, lemah lembut pada semua, dan penuh senyum.

Tapi ternyata baru aku sadari bahwa ada seorang ibu di lingkungan tempat tinggalku yang memiliki karakter seperti tokoh antagonis di TV tersebut. Sifatnya ya seperti yang disebut di atas, plus rada kampungan dalam pengertian yang sesungguhnya. Belakangan kehadiran sosok itu mulai terasa mengganggu ke keluargaku karena beberapa hal, seperti sikap iri hatinya ke istriku (yang entah karena alasan apa dia tak lagi mau bertegur sapa) dan cerita/tuduhan tak jelas yang diedarkannya ke orang lain tentang keluargaku.

Karena aku tak memiliki keterkaitan langsung dengannya, untuk saat ini aku tidak begitu merisaukannya. Kalau dia lewat depan rumah (biasanya dengan gaya pongah dan tak mau menoleh) atau nampak/kelihatan dekat, biasanya aku diamkan saja, tidak dilihat atau ditegur. Jadi seolah-olah mengabaikannya. Sementara istriku (mungkin karena sesama wanita) sudah menganggapnya seperti gangguan nyamuk yang terbang dekat telinga: mau dibiarin ngga’ enak, kalau dimatiin (dalam hal ini: diusir) juga susah.

Sementara Bayu (adik istriku yang tinggal di rumah kami) menyikapinya dengan menyetel musik rock kenceng-kenceng agar suara bentakan-bentakan yang sampai ke rumah kami menjadi tak terdengar. Itu karena jika dia sedang memarahi anaknya, suara teriakannya persis seperti suara orang kalap mengamuk, bukan suara lemah lembut seorang ibu yang menasehati anak. Dan sangat mengganggu bagi Bayu yang butuh tidur siang setelah bekerja di shift malam.

Kami masih mencari informasi apa penyebab sikapnya terhadap kami sekeluarga (dengan gosip-gosip tak benar yang disebarkannya) dan cara paling bijak menghadapinya. Ada saran?

No comments: