Adakah suatu kebetulan godaan itu datang beruntun? Apakah aku memang sedang 'lemah' dan mendapat teguran dengan godaan-godaan itu? Dapatkah aku akan selalu berhasil menghadapinya?
Sabtu sore 11/Aug aku baru saja menjejakkan kaki di Batam, hendak bertemu ADA di Fantasy Kingdom, Mega Mall. Baru saja menyapa ADA yang sedang asyik bermain dan Weni yang menemaninya, mataku terpandang pada sebuah dompet di bawah kursi Weni. Awalnya kupikir milik Weni yang terjatuh, tetapi ternyata bukan karena Weni menggeleng. Lalu dompet siapa? Kubuka dompet itu untuk mencari tahu siapa pemiliknya. Jejeran kartu-kartu penting (kartu kredit, kartu ATM dan KTP) dan uang yang tak sedikit (50 ribuan semua, perkiraanku lebih dari 1 juta!) nampak di dalamnya.
Ketika itulah godaan pertama datang.
"Ambil dompet itu! Ambil uangnya! Tak ada yang tahu! Ayo pergi dari situ sebelum orangnya datang! Ini kesempatan bagus, kamu sedang tak pegang uang 'kan? Kapan lagi ketemu rejeki nomplok begini! Buang tuh dompet, habis perkara!". Bertubi-tubi.
Aku menemukan kartu berobat dokter gigi yang namanya sama dengan nama di KTP dan kartu-kartu di dalam dompet beserta nomor telpon sang pemilik. Setelah berhasil dihubungi, wanita itu datang dengan wajah penuh terima kasih. Aku kembalikan dompet itu dengan senyuman, tanda kemenanganku menghadapi setan penggoda.
Godaan kedua datang saat hadir di ESQ Training for Kids angkatan ke-7 Batam hari Minggu 12/Aug. Kali ini sebuah
PlayStation Portable ditinggal di atas kursi begitu saja, entah milik siapa.
"Kamu belum punya 'kan? Kamu sudah lama menginginkan PSP itu 'kan? Ayo, tunggu apalagi? Ambil saja! Anak itu yang bodoh meninggalkannya begitu saja! Mumpung ngga' ada yang lihat nih...! Kalau kamu ngga' ambil, ntar pasti diambil orang lain". Lagi-lagi setan itu datang.
Membayangkan seorang anak yang akan menangis sedih karena kehilangan mainan kesayangan serta kemungkinan orang tuanya yang harus bersusah payah membelikan yang baru, aku duduk menunggui PSP itu sampai si anak datang mengambilnya. Ia datang dengan muka cemas dan ketika dilihatnya PSP itu ada bersamaku, ia tersenyum gembira. Aku juga tersenyum, sebuah senyum kemenangan mengejek si setan.
Berikutnya di ferry ketika menyeberang ke Singapore hari Senin 13/Aug. Seorang wanita cantik keturunan China berpakaian seronok di depan mata. Bentuk tubuh dan belahan sangat rendah di dadanya datang menggoda mata.
"Tuh lihat, seksi banget cewek itu! Montok kan? Indah kan? Aku tahu kok seleramu! Lihat, dia suka lho memperlihatkan bentuk tubuhnya. Itu untukmu..., lihat saja! Gimana, bagus kan? Ayo, lihatin terus". Si setan keparat itu merayu lagi.
Aku teringat
do'aku dalam acara
perpisahan TK anakku ADA; "manusia hanyalah seonggok daging yang diberi nyawa, mata, telinga, dan hati". Tanpa karunia dari Allah SWT itu, raga ini tak lebih dari daging busuk, tak ada bedanya dengan bangkai.
Astaghfirullah aladzhiim...!Aku ingat Mama Miar, aku ingat Mama Ani, aku ingat Ummi Tuti, aku ingat Emil, semuanya menutup aurat mereka dengan jilbab. Rapi dari atas ke bawah, dari kepala ke kaki. Dan itu sungguh indah! Merekalah contoh wanita sebenar-benar yang menjaga dirinya. Bukan seperti binatang berbaju di dekatku ini! Dengan pemikiran itu aku tak lagi menzinakan mataku melihatnya. Aku keluarkan laptop dan menulis draft posting-an ini.
Yang kupahami bahwa setan itu tak pernah berhenti datang menggoda manusia dalam keadaan apapun, dimanapun, siapapun dan kapanpun. Hanya kekuatan iman dan takwalah yang akan membentengi manusia dari bujuk rayu setan yang terkutuk. Setan datang dalam berbagai rupa, bermacam cara, beraneka bentuk, dan dari segala arah.
Alhamdulillahirabbil'alamiin... semoga semuanya menjadi pelajaran berharga dan banyak hikmah dapat diambil atas godaan-godaan tersebut.